the lost memory 11


Chapter 11
Mistery in capel
Malam itu setelah doa malam, kami tidak langsung pergi kekamar tamu untuk tidur. Kami menuju ke teras, disitu kami bertemu dengan mas Nardi yang bekerja sebagai sopir biara. Kopi hangat menjadi teman ngobrol kami, setelah lama ngobrol mas nardi bercerita kalau di tempat ini kadang ada kejadian yang membuat bulu kuduk merinding.
“halah beneran tow ma situ..??”, tanyaku sambil meledek. “ ya tergantung kitanya tow….mau percaya apa enggak lho..”,jawab mas nardy. “ iyo mas bener itu kalau kita percaya mereka ada ya kita jadi takut sendiri tow”, dalbert menyahut sambil minum kopi yang kelihatannya sudah mulai dingin karena hawa disini. “ lah…g usah ngomong gitu tow bet…wedi aku…”, sahut Hendrik. “ halah kamu ndrik gitu aja takut…”, markus sok dewasa.
Lewat tengah malam kami masih asyik ngobrol kesana-kemari. Obrolan kami terhenti saat tiba-tiba ada suara seperti benda jatuh. “PRANGGGGG…………………”. Jelas sekali suaranya terdengar. Kami semua langsung memeriksa keadaan sekitar dapur, tapi tidak ada satupun benda yang berserakan atau terjatuh. Semua peralatan dapur tertata rapi.
“……………………………………………..”. kami semua diam sejaenak mendengarkan suara sekitar, siapa tahu ada yang bisa didengar. Saat itu yang kutakutkan bukan hantu api bagaimana kalau-kalau ternyata ada perampok bersenjat lengkap yang nekat masuk mau merampok biara ini. Suara angin diluar tidak begitu keras terdengar, hanya sekali-kali terdengar suara kendaraan yang lewat atau penjual nasi goring yang khas terdengar suaranya.
“ ndrik “, bisikku pelan memanggil Hendrik. “ssstt…jo rame!”, jawab hendrik singkat. Akupun terdiam, membayangkan apa yang terjadi nanti kalau memang itu benar-benar ulah perampok. Kami masih diam, menunggu sesuatu yang tidak jelas apa yang ditunggu. Lampu dapur dimatikan oleh mas Nardi untuk mempermudah kami mengawasi sekitar. “ ayo naik ke lantai atas, dari sana kita bisa melihat semua..”, bisik mas narto pelan sambil berjalan pelan menuju tangga dapur yang mengarah ke lantai atas.
Jam 01.00 pagi, kami masih diam di lotebg mengawasi sekeliling. Bahkan tidak ada yang bisa menikmati rokok yang dari tadi dipegang di tangan masing-masing. “ ssst…kamu denger nggak??”, tiba-tiba mas nardi membuyarkan keheningan. “ apa mas..???” tanyaku pelan. “ ada yang sedang berjalan tapi sepertinya suaranya dekat tapi kadng terdengar jauh..”, mas Nardi member penjelasan.

the lost memory 10


Chapter 10
High scholl of music
Ya mungkin di antara kami berlima rata-rata memang bukan anak orang mampu, tapi karena berkah tuhan kami semua bisa bertemu dan berkumpul menjadi satu di sebuah sekolahn elit di kota kami. Banyak pengalaman-pengalaman yang kami lakukan bersama khususnya aku, hendrik, dan dalbert. Kami pernah iseng-iseng membuat lagu dan merekamnya dengan niko dan Emanuel. Bahkan kami membuat band dengan nama “AFTER SAINT”, dengan masuknya doni adik kelas kami waktu itu kami pernah mengikuti festival band pelajar meskipun tidak menang setidaknya kami mendapat pengalaman yang tidak terlupakan.
Band kami bubar karena ada ketidak cocokan antar personil, aku dan niko memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan teman-teman yang lain kami membentuk “99 d’grees” dengan tambahan personil Ary , Farid & Fahmi untuk mengisi posisi gitar dan Drum. Eman, dan doni masih aktif dalam AFTER SAINT, tapi dalbert masih netral dia tidak mau menetap pada satu grup saja, maklumlah dia khan anaknya serba bisa.
Ada pengalaman yang menarik ketika sekolah kami mengadakan acara peringatan ulang tahunnya. Ada audisi yang dilakukan di sebuah studio kecil di pinggir kota. Aku dan niko yang saat itu sudah tergabung dalam 99d’grees ikut audisi kami membawakan lagu-lagu yang bisa dibilang gaul saat itu. Kami merasa yakin bisa lolos audisi akrena anak-anak lain kebanyakan mereka membawakan lagu-lagu grup band local saja. Keesokan harinya pengumuman hasil audisi dipasang di madding nama band kami tidak ada. aku kecewa sekali kenapa kami tidak bisa lolos audisi.
Pada saat pementasan dilapangan sekolah aku hanya diam saja, masih berpikir kenapa kami tidak bisa lolos, satu persatu band-band teman-teman yang lain sudah perform, bahakan AFTER SAINT juga ikut lolos audisi. Pada saat acara penutupan semua gurur-guru yang waktu itu jadi panitia audisi menampilkan perform mereka, ternyata inilah alasannya mengapa kami tidak bisa lolos karena ternyata guru-guru kami penggemar dangdut.
Dari pengalaman tersebut aku kadang tertawa sendiri, “ tahu gitu aku bawain aja lagu campursari paling langsung lolos urutan pertama”, gumamku dalam hati. Tapi aku senenarnya bangga bisa bersekolah ditempat ini apalagi mempunyai teman-teman yang menarik. Bahkan bisa dibilang kami satu kelas adalah seniman semua.
Teman-teman sekelas yang eksis mengekspresikan jiwa seni mereka sangat banyak seperti ‘
  1. Hendy pratama putra dipanggil tomat, dia ini teman yang menarik anaknya ramah dan dia satu-satunya musisi yang sampai saat ini masih eksis bermain music ( sesnse of waiting, the lost namae, etc.).
  2. A.R david, ini salah satu teman akrab karena kami memilik banyak kesamaan dari lingkungan keluarga, kelebihan david adalah suara vokalnya yang besar dan mendayu-dayu jadi yang mendengar kadang bisa ikut terlena karena suaranya.
  3. Eka listianto, teman dekat yang sampai saat ini masih kupunya ya dia adalah teman yang menginspirasi, dengan gayanya yang dingin membuat banyak orang terpukau ketika dia memainkan BASSnya.
  4. Andrew S.P, teman yang saat ini ada dan ikut membantu penulisan cerita ini, dia juga pemain BASS dengan dukungan wajah yang rupawan temanku yang satu ini bisa membuat para cewek-cewewk nempel terus.
  5. Dadang , maaf aku lupa nama panjangnya. Temanku ini sangat ahli dalam bidang karawitan dan bidang-bidang lainnya. Aku pernah bekerja sama menyelesaikan suatu proyej menghasilkan uang yang lumayan juga untuk sekedar beli rokok. Tapi itu 2 tahun setelah kami lulus.
  6. Dimas atau samid, temanku ini yang paling keren karena dia satu-satunya temanku yang bisa scream, selain itu dia juga terkenal sebagai atlit skateboard yang sudah diakui di tingkat nasional.
  7. E , ( maaf Cuma inisial ) bisa di bilang cewk bertubuh mungil ini mewakili semua kaum cewek dalam kemampuannya dalam menari kontenporer dikelas kami. Dia termasuk tim tari sekolah yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya.
Sedangkan aku, he…he mungkin teman-teman sendirilah yang dapat menilai kemampuanku, karena dari dulu aku merasa tida pyunya kemampuan apa-apa dibanding teman-teman yang lain. Saat ini mungkin kami masih ada yang masih berkomunikasi tapi banyak yang telah hilang, tapi hanya satu yang tetap membuat kami tak terpisahkan yaitu pengalaman sehidup semati di SMAK DIPONEGORO.
Thank’ guys…………………………………………

the lost memory 9


Chapter 9
Dinner
Kami berlima berjalan keluar kamar tamu langsung menuju dapur yang berada di ruangan sebelah taman yang kelihatannya remang-remang sekali. Disana sudah ada beberapa juru masak yang sedang menyiapkan makanan untuk kami. Ya meskipun seadanya tapi kami dilayani seperti tamu istimewa ( he..he..). makan malamnya adalah tempe penyet dan sayur bayam dengan nasimyang masih hangat yang semakin menggugah selera makan kami yang seharian ini masih belum makan.
Mbak siti, nama juru masak itu langsung mempersilahkan kami, “ silahkna mas untuk segera makan ntar sakit lho….”,kata mbaksiti kepada kami yang terdengar logatnya seperti bukan orang jawa. “ haduh kok mas tow..mbak kami ini masih adek-adek kok dipanggil mas sih…nah yang boleh dipanggil ma situ Markus mbak yang paling tua sendiri..hahahahhaa..”, celetuk Hendrik yang membuat kami semua tertawa. “ ah kowe ndrik…mwesti…”, sahut markus sambil nyengir. “ sudah-sudah ..ayocepat dimakan ntar keburu dingin…saya tinggal ke atas dulu ya..”, mbak siti melerai kami sambil berjalan ke ruang belakang.
Sepeninggal mabak siti kami tanpa ragu-ragu langsung mengambil semuanya yang bisa dimakan. Makanannya terasa enak sekali apalagi ketika kami semua melihat nasinya tinggal sedikit, mata kami langsung saling melirik bergaya sok nggak lapar. Saling jaga harga diri kami semua memainkan akal untuk bisa nambah lagi tanpa menurunkan harga diri kami. Yah..namanya juga orang jawa apa-apa pasti basa-basi dulu. “he habisin tuh kasihan mbak sitisusah-susah masak nasinya…..”, kataku. “ nggak wes kenyang aku..”, sahut dalbert. “ yow sebenere aku masih lapar y udah tak habisin aja yow..”,tiba-tiba paulus mengambil nasinya. “ aduh padahal aku dewe masih laper..”, gumamku dalam hati. “ woo..asu kowe “,teriak Hendrik pada paulus. “ lho napo emang’e laha tadi katanya kamu udah kenyang…???”,jawab paulus sambil mulutnya penuh sayur. “ lho aku khan belum ngomong le…waah masih laper aku iki..”,bentak hendrik sambil melotot.” Wes…wes ndrik ayo ikut aku..jalan-jalan sebentar..”, aku langsung menarik hendrik keluar ruangan.
“wes talah khan masih ada aku tow ndrik , gampang kia cari makan diluar…”, hiburku pada hendrik yang kelihatannya sudah mulai lupa soal makanan. “ yow…yow…tak”,jawab hendrik sambil menyebut nama julukanku waktu itu. “ heh jangan pakai nama itu..ini kan lagi di publikasikan kisah’e kita jangan buka kartuku tow le..”,bentakku sama hendrik. “eh sorry tak..eh ton..pisss blew..”, hendrik nyengir. “ nggak tak kasih rokok natr kowe…gimana..??”,
jangan tow….oke dehh..wes gak tak ulangi lagi kok …..” hendrik memelas.
Kepulan asap rokok semakin membuat suasana membuat hangat saat aku dan hendrik duduk didepan biara sambil melihat-lihat jalanan yang tidak begitu ramai. Kadang-kadang mata kami terhibur oleh bidadari-bidadari yang lewat, maklumlah namanya juga anak cowok masih normal. “ ndrik habi in kamu mau kemana..??”, tanyaku pada hendrik memecah kesunyian kami yang dari tadi sibuk menghisap* rokok masing-masing. “maksudmu..?”, sahut hendrik. “ ya setelah lulus nanti kamu mau kemana…kuliah atau mau kerja kemana gitu..?”. “ huffffh…nggak ngerti tapi yang jelas aku nggak mungkin kalau kuliah soalnya selain orang tuaku nggak mampu , ngerti dew tow lak aku masuk golongan bodo…he..he..”, hendrik mengepulkan asapnya berbentuk bulat-bulat menuju ke angkasa.
Malam semakin larut saat aku dan hendrik mengakhiri obrolan kami yang ( maaf ) tidak bisa kutulis karena masalah ingatan yang sepertinya sudah mulai memudar ( maklum sudah tua ). Suster kepala memanggil kami untuk ikut berdoa malam di kapel gereja. Langsung kami melangkah menuju kedalam kapel untuk berdoa malam.

the lost memory 8


Chapter 8
No smooking
Semua kenangan itu telah selesai kusimpan dalam memoriku, sekarang aku sedang menikmati suasana dingin kota Apel ini. Dari tadi Markus masih ngobrol didalam, hawa dingin semakin parah menusuk kulitku. Kulihat disekitar sepertinya ada toko kecil dipinggir jalan. “ pak beli rokoknya…”, “ rokok apa mas? “, Tanya penjaga took itu kepadaku. “ surya 12 pak…”, sahutku sambil mengeluarakan selembar uang sepuluh ribuan.
Setelah membeli rokok aku kembali kedalam biara, kami semua disuruh masuk kedalam kamar tamu yang sudah dipersiapkan oleh beberapa biarawati yang umurunya kelihatan beberapa tahun diatas kami. Kamar tamu yang terasa sangat mewah bagiku, dengan selimut-elimut yang tebal. “ wah aku iso betah ndk sini iki …”,teriak Hendrik dan Paulus kegirangan. “ wah biasa aja he…”,sahut markus sok dewasa.
Ruangannya memang sangat nyaman tapi ada satu masalah yang membuat kami mersa tidak betah. Tulisan dengan bahasa yang tidak pernah kami tahu apa maksud dan artinya. Sebuah tulisan yang mengandung makna kekjaman bagi orang-orang seperti kami. Bahas yang sulit dimengerti oleh manusia manapun, dan tulisan itu adalah “ DILARANG MEROKOK DIRUANGAN INI “. Tulisan yang selama ini tidak pernah kami lihat sekarang berada di depan kami, sebuah tulisan yang mengekang kami untuk melakukan kebiasaan buruk kami.
Ya apa boleh buat akhirnya kami memutuskan untuk merokok di dalam kamar mandi, supaya tidak keahuan. “ fuhh….ssttttt fuhhh….” Aku menghisap rokok. Lalu tanpa sadar aku lihat keatas dan ternyata ada lagi sesuatu yang mengerikan, membuat bulu kudukku merinding. Sesuatu yang sama dengan yang ada diruang tengah. Sebuah tanda yang bertuliskan “ NO SMOKING “. “ aduh kok repot banget ndk biara, ngrokok aja dilarang….”, gumamku dalam hati.
Larangan merokok ini teringat ketika sekolahku mengadakan live in ke jogja, ya semacam tour untuk anak-anak liturgy dan koor, waktu itu aku masih kelas 2 jadi masih semangat-semangatnya untuk melakukan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah.
Sore hari sebelum berangkat aku dan hendrik berkumpul dirumah niko mengumpulkan uang untuk membeli anggur merah. Kami sepakat untuk membeli minuman keras supaya nanti ketika di dalam bus kami bisa tidur karena pengaruhn alkoholnya. Tapi semua itu berubah ketika kami minum rasanya tidak enk sama sekali, jadi kami hanya minum setengah gelas saja. Dan perjalanan ke jogja sudah dimulai. Kami naik bis dan duduk di bangku paling belakang dan measukkan sisa minuman kami kedalam tas.
Kami berangkat jam 12 malam, mata kami bertiga masih melek total, karena pengaruh alkoholnya tidak membuat ngantuk tapi malah sebaliknya membuat kami betah melek. Kulihat banyak teman-teman dan guru pendamping sudah tidur pulas. “ aneh kok mereka bisa tidur sambil duduk …”, bisikku dalam hati. Kulihat hendrik juga sudah mulai gusar karena mulutnya sudah meras kering, butuh sesuatu yang bisa dihisap. Apalagi kalau bukan benda canggih yang bernama rokok. Aku juga merasakan hal yang sama, tapi lain dengan niko anak ini bukan perokok jadi ya masih tenang-tenang sambil mainin hape bututnya.
Aku coba memejamkan matta berkali-kali tapi masih tidak bisa. Hendrik sudah mulai kebingungan lirik kanan kiri, dan niko masih asyk bermain hapenya. Sedangkan oh iya masih ada yang lain, Andrew juga sudah bangun dia asyk membersihkan kamera digitalnya yang sangat mini berwarna kusam itu.
“ blew gimana nih aku wes kecut puol…pengen ngrokok “, bisik hendrik padaku. “ yow sama le…tapi tuh lihat pak guru didepanmu..”,tanganku mengarah pada guru tua yang gemuk dan berwarna hitam pekat.
“ ow iyo lupa aku…”, hendrik kecewa.
“ ya kalau mau nekat tuh ndk ruangan merokok kalau berani tapi….”,bisikku lagi.
“ gak wes…..tak tdur aja….”, sahut hendrik pelan.
Matahari sudah bangun saat kami sudah masuk ke wilayah jogaja utara, nggak tahu namanya aku…( he..he maklum…). Bus pun berbelok memasuki sebuah gereja yang sebagian besar sudah hancur karena gempa jogaja yang konon terjadi karena efek ledakan nuklir di pantai. Tapi kebanyakan orang percaya gempa di jogja karena ada tokoh maklhuk halus kepercayaan orang jawa yang sedang marah. Tapi semua itu tak membuatku untuk takuat atau ngeri, justru yang membuatku takut bagaimana caranya kami membuang sisa minuman keras yang masih berada didalam tasku.
********
TOK…TOK… pintu kamar mandi diketuk yang membuyarkan lamunanku akan pengalaman di jogja. “ lama banget kamu ton ndk dalam, buang air atau lag o*&6*8ni kau..? ”, suara Paulus kayaknya. “ iya-iya sebentar…ngganggu orang asyk aja …!”,teriakku sambil membuka pintu yang disambut gigi wana kuning milik paulus. “ he..he ayo mau makan malam nih udah ditunggu sama suster ndk dapur…”, hibur Markus sambil menarik bajuku seperti tahanan yang baru ketangkep basah dikamar mandi. “ makan malam…wuih ..he ayo kabeh…suweee…!!”, eriak palulus dari tadi sepertinya paling nggak sabaran.
**********

the lost memory 7


Chapter 7
Aku, Andrew, dan Jiho ( kasus disekolah part 2 )
Pagi itu jalanan masih sepi sekali, ketika aku melangkahkan kaki menuju sekolahku yang tidak begitu jauh dari tempa kosku. Pasukan kuning masih terlihat melakukan tugasnya, membersihkan daun-daun yang berguguran di pinggir jalan. Mereka melakukannya dengan baik tanpa pamrih semua samapah yang berada dijalanan kota mereka bersihkan. Gerbang sekolah masih baru dibuka oleh pak satpam yang berkumis tebal.
Hari ini mata pelajaran olahraga, banyak teman-teman yang sudah berada dikelas menyiapkan perlengkapan olahraga. Ada yang masih asyk memainkan hapenya, ada juga yang kelihatan bingung karena kostum olahraganya ketinggalan. Akupun masuk kelas dan langsung duduk di bangku paling belakang, disitu sudah ada teman sebangkuku Andrew namanya. “ he “, sapaku singkat. “ he blew..”,sahtnya menggunakan bahasa akrab kelas kami. Mungkin kata “blew” tidak lazim digunakan atau didengar di lingkungan sekolah, sebenaranya kata “ brew “ berasal dari plesetan “ brow “ yang karena salah pengucapan jadi “ brew “ tapi entah sejak kapan jadi “ blew “ terasa enek didengar.
TTEEETTTEEETTT……bel berbunyi yang menandakan kami harus segera keluar kelas menuju lapangan basket ubtuk segera melakukan pemanasan ringan yang dipimpin lengsung oleh guru kami pak Eko. Bebrapa gerakan kelihatannya sulit dilakukan oleh beberapa teman cewek kami yang berbadan subur atau bahasa populernya gendut. Hangatnya matahari pagi membuat kami masih semangat melakukan pemanasan.
Pemanasan telah selesai dan dilanjutkan dengan beberapa pesan-pesan singkat yang disampaikan oleh pak Eko untuk segera melakukuan lari-lari kecil di lapangan. Kemudian kami dibagi menjadi tim untuk bermain basket melawan adik kelas kami yang baru dating, masih dengan tampang yang kelihatannya polos tapi mereka terkenal ahli dalam bermainn basket. Maklumlah mereka hanya mengandalkan otot mereka untuk bisa masuk kesekolahan ini, sedangkan kami kebanyakan hanya kumpulan kutu buku yang dikumpulkan menjadi satu dalam sebuah kelas yang bisa dikatakan kelas unggulan oleh guru-guru kami.
TETETETTTTTT…..bel berbunyi lagi yang menandakan jam olahraga kamim telah selesai. Langkah kami beririringan menuju kelas, dengan aroma keringat yang menyengat. Aku dan tetman-teman yang lain bergegas menuju kantin untuk membel minuman ringan untuk melepaskan dahaga. Beberapa dari kami ada yng berlarian kekelas karena jam pelajaran computer sudah dilakukan di lab, sedangkan aku, Andrew , dan Jiho masih asyk menghabiskan nasi pecel kami. Setelah habis langsung kami menuju kelas yang ternyata sudah di kunci dari dalam oleh Dalbet dan Dadang.
“ he bukakno blew”, teriak kami. “ lewato jendela wae “, sahut mereka sambil keluar dari pintu belakang kelas. Tanpa piker panjang kami langsung lompat jendela, Jiho yang pertama, kemudian aq, dan Andrew menyusul sambil melembai-lambaikan tangan pada pak kepala sekolah yang meneriaki kami. Di lab computer kami melakukan praktek pembuatan hubungan kabel LAN yang sedikit ribet. Kanan-kiri teman-teman banyak yang mengeluh apalagi teman-teman cewk waduh minta ampun cerewetnya.
Satu jam kamim melakukan praktek sampai pintu lab dibuka dan muncullah pak kepala sekolah. “ ini kelas IPA 1 ya…???”, Tanya pak kepesek dengan nada marah. “ siapa ketua kelasnya? “, tambahnya lagi. “ saya pak “, jawab Andreas. “ tadi ada temanmu yang lompat dari jendela menerobos masuk kedalam kelas!!, siapa mereka?? “. Kulihat Jiho dan Andrew hanya diam saja akupun ikut-ikutan diam sambil tetap mengotak-atik computer butut milik sekolah ini.
“tidak ada pak kayaknya “, sahut Andreas. “ ya sudah mungkin anak kelas lain yang melakukannya, akan bapak cari sampai ketemu!!” tegas pak kepsek sambil keluar ruangan tanpa menutup pintu. Jiho kemudian mendekatiku, “ piye iki..???” tanyanya seperti ketakutan. “ nggak ngerti aku dwe yo takut kok….”,sahutku juga ikut-ikutan gemetar. Kulirik Andrew masih tenang melakukan tugasnya merangkai kabel. Belum selesai kami ngobrol pak kepsek masuk kedalam kelas kami lagi,” ada yang bilang kalau mereka anak kelas ini…hayo mengaku yang merasa laki-laki harus berani tanggung jawab!!!!! “, bentak pak kepsek.
Singkat cerita kami bertiga akhirnya masuk ruang BP dengan orang tua masing-masing. Ya meskipun tidak ada hukuman yang berat tapi semua kasus-kasus yang dilakukan oleh kelas kami telah berhasil memecahkan rekor 30 tahun anak IPA tidak pernah bermasalah di sekolah. Itulah kami anak-anak IPA 1 SMAK Diponegoro angkatan 2008 yang akan segera pergi meninggalkan kami dengan kenangan yang tidak akan dilupakan oleh guru-guru kami.
Banyak segi positif dari semua kasus yang kami alami, akhirnya kami semua bisa akrab. Melupakan ego masing-masing dan bisa bersatu menghadapi monster yang bernama UNAS. Yang akan kami hadapi beberapa bulan lagi.

the lost memory 6


Chapter 6
Kasus di sekolah
Gedung gereja bekas bangunan belanda berdiri kokoh dengan hiasan pondok-pondok kecil untuk berdoa bagi Suster-Suster biara. Kami semua masuk memarkir motor kami di depan sebuah gedung yang kelihatannya baru selesai direnovasi, jalanan kecil yang dibuat dari batu marmer mengelilingi hamper semua tempat ini dengan beberapa pagar bunga yang menambah keindahan mata melihat.
Markus sudah berada di dalam kelihatan sedang mengobrol dengan beberapa biarawati yang umurnya sudah agak tua. Kami masih menunggu diluar sambil duduk melihat pemandangan yang baru kami lihat benara-benar sangat asing. Suasana sejuk ini menghilangkan stress bagi kami terutama aku yang baru saja selesai melaksanakan hukuman dari guru-guru yang merasa ku sepelekan dengan teman-teman ketika masih merasakan sebagai siswa kelas 3.
Teringat Waktu aku baru naik kelas 3 dan hari pertama ang bagiku sangat menyenangkan. Saat masuk kelas sudah ada beberapa teman yang kukenal dan lainnya hanya pernah sekelas atau hanya pernah lihat di kelas lain. Semua teman-teman kelihatan senang karena mungkin semua merasa kalaku sebentar lagi akan berpisah dengan sekolah ini.
Semua teman-teman yang ada di kelas ini adalah anak-anak yang istimewa karena hamper separuhnya mempunyai peranan penting membawa nama baik untuk sekolah ini. Ada yang atlit basket, musisi karawitan, anak-anak koor dan liturgy untuk gereja. Setiap hari di sekolah ini pasti ada kegiatan yang membuat kami keluar kelas pada saat jam pelajaran jadi kalau semua yang anggota dipanggil untuk urusan sekolah, bias kosong kelas ini mungkin tinggal 5 anak saja yang ikut pelajaran.
Pernah pada suatu hari ketika anak-anak basket dikumpulkan untuk latihan persiapan Hexos cup tingkat provinsi, aku dan teman-teman lain ikut-ikutan keluar juga padahal hanya 3 anak yang jadi pemain inti tim basket sekolah kami. Aku, Andrew, dan Dadang memang bukan tim basket tapi kami sering keluar kelas hanya numpang saja. Tujuan utama kami adalah kantin, tempat terindah bagi kami siswa-siswa yang jenuh dengan pelajaran-pelajaran dari guru-guru kami.
Menurut perhitungan tes IQ rata-rata teman-teman satu kelasku termasuk aku juga, cenderung memiliki sifat egois yang tinggi. Dan sisi negative dari orang yang meliki ego yang tinggi biasanya sulit untuk bergaul. Ya memanf ini terbukti saat hari pertama kami masuk kelas jarang sekali ada yang saling sapa semaunya kelihatan sibuk sendiri, akupun merasa tidak betah berada dikelas ini. Suasananya seperti terlalu kaku, suasana yang membuatku ingin segera keluar dari kelas ini.
Tapi keegoisan kami semuanya menjadi sebuah keakraban ketika pada suatu hari kami semua mengalami kejadian yang tidak akan terlupakan seumur hidup ( mungkin…). Hari itu kami masuk ke Lab kimia untuk pertama kali, suasana terdengar riuh saat kami bingung untuk memilih tempat duduk. Lalu guru kami yang kelihatannya biasa saja, bukan tipe-tipe guru yang killer masuk kedalam Lab. Kami semua langsumg diam sambil memperhatikannya menulis sesuatu di papan tulis. Setelah selesai menulis kami semua disurh untuk mempraktekkan sesuai dengan tulisan dipapan sambil berpesan untuk tidak rebut. Naah belum lam guru kami melarang untuk rebut salah satu dari teman-teman ada yang menyanyi, akhirnya guru kimia kami marah dan kami semua dapat skors untuk tidak mendapat mata pelajaran kimia.
Itu adalah kasus pertama bagi kami di jam pelajaran pertama. Akupun tidak menyangka kalau kami akan mendapat kasus lagi. Setelah jam pelajaran kimia kami semua kembali kedalam kelas sambil membicarakan kejadian di lab kimia tadi. Suasana kembali gaduh karena guru mata pelajaran kami selanjutnya belum dating, kami keluyuran ke kelas yang lain. Nah ini dia temanku satu lagi, dari kelas sebelah namanya Dimas tapi dipanggil Samid sama temen-temen. Dia masuk kedalam kelas kami bermain-main kesana kemari sampai tidak tahu kalau dikelasnya sendiri sedang ada guru yang memberikan tugas. Jadi terpaksa Samid duduk dikelas kami yang belum ada gurunya, sambil menunggu guru yang berada dikelasnya meninggalkan ruangan.
Sesuatu memang belum terjadi sampai tiba-tiba teerdengar dari kelas sebelah kalau ada yang disuruh melakukan push-up. Kebetulan aku duduk paling belakang kemudian kuintip dari lubang pintu apa yang sedang terjadi. “ lho kok Bryant yang disuruh push-up, ngapain kok bisa..”, gumamku sama Andrew yang kebetulan duduk disampingku. Samid dan teman-teman yang lain juga ikutan bingung kok bisa Bryant dihukum di kelas lain. Beberap menit kemudian guru yang menghukum Bryant masuk kedalam kelas kami. “ anak-anak teman kalian ini keluyuran dikelas sebelah dan ikut duduk di kelas itu, setelah saya Tanya dia katanya lagi pinjam bolpen ke temennya yang berada dikelas sebelah, apa dikelas ini tidak ada yang bisa dipinjami bolpen…????”, teriak ibu guru itu sambil meninggalkan ruangan.
Kami semua terdiam sejenak, tidak ada ucapan yang keluar dari mulut kami. Kelas menjadi sunyi sampai terdengar bel yang menandakan kami untuk segera melakukan doa sebelum pulang. Saat akan berdoa guru kami masuk kedalam kelas namanya bu Mieke dia ini guru bahasa Indonesia yang terkenal ramah bagi kami. Saat kami berdoa kami malah asyk dengan kesibukan masing-masing, ada yang dengerin music, ada yang sambil makan. Akhirnya bu mieke marah kepada kami…untuk tidak boleh pulang sampai dua jam kedepan. Dan parahnya bu mieke melihat samid, “ lho kamu kok dikelas ini…ngapain ini lho…lho …ya udah kamu ikut dihukum juga dikelas ini nggak boleh pulang juga.”, teriak bu mieke sambil berjalan keluar kelas kami.

the lost memory 5


Chapter 5
City of Apple
Perjalanan yang melelahkan telah kami tempuh, dengan iringan matahari yang mulai menguning yang menandakan sebentar lagi akan tenggelam. Deru suara mesin motor hendrik yang semakin kencang terdengar menambah suasana semakin berisik dijalanan. Lalu lalang pengguna jalan yang semakin banyak ketika kami memasuki jalanan utama di Kota yag terkenal dengan buah apelnya.
Kota Batu namanya, ya memang terdengar aneh bagiku karena namanya tidak sesuai dengan keadaan di kota ini. Hawa dingin menyergap seluruh tubuh kami, memaaksa kami untuk berhenti hanya untuk sekedar menyulut rokok yang tadi siang masih sisa beberapa biji. Asap mengepul dari mulut kami masing-masing. Mungkin beberapa dari kami termasuk aku masih merasa asing dengan suasana kota ini. Hamper semua jalan tidak ada yang sepi, penuh dengan kendaraan-kendaraan besar. Terasa sesak bagi kami walaupun saat ini kami menghirap rokok yang menurut dokter tidak baik untuk kesehatan.
“ he kapan kita makan aku sudah laper nih??? ”, kata hendrik sambil menghisap dalam-dalam rokoknya yang sudah habis. “ nggak tau aku….kayaknya mahal makan disini.”, sahutku sambil melihat hp ku siapa tahu ada sms dari cwewk idamanku. “ waduh iyo..kayk’e mahal yow ..waduh gak cukup duitku kalau buat beli bensin aja masih kurang”. “ udah tenang aja ntar kalau udah nyampek ndk biara, kita bias makan sepuasnya ditemani sama suster-suster biara yang cantik-cantik..he..he..”, tiba-tiba Markus menanggapi obrolan kami. “ oke boleh juga hahahahaa “. Teriak Hendrik sambil langsung menyalakn motornya lagi.
“brrrrrr…dingin banget sih”, gumamku sambil memagni handphone yang dari tadi masih menunggu sms yang belum dibalas-balas. Jalanan menanjak seakan semakin menunjukkan suasana dingin yang beleum pernah ku rasakan. Suasana dingin bercampur seram yang membuat bulu kudukku merinding. Pohon-pohon besar, bangunan tua yang tidak terpakai serta bekas-bekas pabrik yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya semakin menambah suasana yang membuatku kangen dengan kampong halamanku.
Saat kami melewati perempatan jalan tiba-tiba Markus berhenti, sepertinya anak itu lupa dengan jalannya. “ napo maneh kus tikus…??”, teriak Dalbert. “ swory nyo..kayaknya aku lupa sama jalannya, bentar yow aku tak Tanya orang dulu”, jawab Markus sambil berjalan menuju kerumunan tukang ojek dipinggir jalan. Dari jauh ku lihat tukang ojek itu menunjuk-nunjuk tangannya kearah atas, tapi yang membuatku heran kenapa ada tukang ojek disini padahal jalananya terlihat sepi disini. Dan satu hal lagi yang membuatku heran terdengar dari jauh suara tukang ojek itu seperti menawarkan villa untuk tepat menginap. “ waduh nginep ndk villa ndrik, duitmu piro…??”, tanyaku. “ hahahaa nggak ngerti tow kamu, kalau ndk sini tuh orang nawarin villa biasanya selain untuk libiran keluaraga juga buat urusan yang itu-itu lho..”’ Hendrik nyengir. “ maksudmu opo le…???”, tanyaku enggak paham. “ westalah entar lak ngerti dewe kamu…”, jawabnya singkat.
“hadeeh..aku kok kayak orang bodoh banget sih baru nyadar aku…”, gumamku dalam hati. Markus dating sambil nyengir lagi ( kok dari tadi adegannya banyak yang nyengir sihh…..!!!). “ ayo lanjut udah deket tempatnya..”, teriak Markus sambil menaiki motornya. “ suwiiii….!!”, teriak dalbet. Akhirnya perjalanan dilanjutkan lagi menuju tempat yang masih terasa asing bagiku yang anak kampong ini.
Sudah 25 menit perjalanan tapi masih belum sampai juga tempat yang dimaksudkan markus. Bebrapa pos Polisi kami lewati dengan rasa was-was karena takut ditilang. Drrrrrt drrrrtttt hapeku bergetar-getar terus, lalu kulihat ternyata Dwi menelfon. “ halo….aku masih ndk jalan nanti aja ya aku telfon balik kalau udah nyampe…”, Teriakku sambil memegangi helmku takut terjatuh. Nafasku tersengal-sengal karena kemasukkan oleh hewan-hewan kecil yang berterbangan di jalan, menandakan hari sudah mau petang. Setelah melewati beberapa belokan kami masuk ke sebuah gerbang yang bertuliskan BIARA SUSTER KASIH. Nah mungkin inilah tempat yang dimaksudkan oleh Markus. Tempatnya sangat luas semuanya penuh dengan pohon-pohon pinus dan cemara yang membuat suasana ditempat ini seperti di surge ( lebayyy….).

the lost memori 4


Chapter 4
The story part 2
Gereja tua bekas penjajahan ini masih berdiri kokoh di jantung kota. Catnya yang mulai luntur termakan usia tak menyurutkan orang – orang untuk datang ketempat ini. Pohon – pohn besar yang melindungi bangunan ini dari terik matahari menambah rasa sejuk saat memasuki area gereja ini.
Suara deru mesin pemotong rumput di kebun gereja menambah kebisingan selain suara kendaraan yang lalu lalang di depan gereja yang konon sudah berusia ratusan tahun. Burung – burung yang berkicau di pepohonan dan suara air yang bergemericik membuat tempat ini seperti berada di tempat yang tenang untuk mendekatkan diri kepada tuhan.
Saat kupandangi puncak gereja ini terlihat Salib besar yang berdiri tegak berlatar belakang matahari yang mulai meninggi, menyilaukan mata. Seaakan-akan memancarkan cahay kekudusan surgawi yang mungkin membuatku merinding sendiri memikirkannya. “ hmmm mungkin memamng benar “ gumamku tanpa arti yang angsung ditanggapi oleh Hendrik “ apanya…???, “ ah enggak brow…he..he..” sahutku sambil nyengir.
Saat turun dari sepeda motor ternyata teman-teman yang lain sudah menunggu di bawah pohon mangga yeng besar sekali. Pohon mangga yang menutupi keklasikan gereja ini. Terlihat Nandy, Markus dan Yusuf yang sudah terlihat nyengir kepanasan karena kelamaan duduk di kursi tua.
ayo langsung berangkat aja gimana…mumpung belum sore-sore amat “, ajak markus sambhl memakaikan helm di kepala botaknya. “ sebentar tow ini masih panas nanti bias hitam donk aku “, rengek Hendrik sambil mengelus-elus motornya. “ hadeh jangan kayak banci gitu he…..lha daripada nanti kemalaman lho nyampe sana”, tegas markus sambil mnyibirkan maju mulutnya. “ heh..daripda rebut aja mending kita habiskan satu punting rokok aja dulu khan enak tow ”, celetukku sambil mengeluarkan satu pak rokok surya 12 andalan.” Wahh kamu emang ngertiin aku banget ton “, sahut hendrik langsung menyambar rokok ditanganku. “ iya deh…brow aku setuju kalau kayak gini..he..he”, markus ikutan ngambil rokok.
wah kalian nih selalu kayak gini kalau ada rokok “, celetuk dalbert sambil merebahkan diri di atas kursi tua yang berada di depan pintu gerbang gereja.
Asap rook mengepul dari masing-masing mulut yang hamper semuanya rata-rata perokok berat. Saat aku menikmati rokokku tiba-tiba handphoneku berbunyi ada sms ternyata.saat ku buka ternyata sms dari cewek idamanku namanya Novita Dwi Anggraini tapi biasa di panggil Dwi.
siang gi ap nich??? “,
Wuich langsung aja ku ketikkan jari-jariku,
lagi ma temen2 nc mw kemalang, qm sndiri gi ap? “,
Balasku sambil berharap-harap cemas dib alas apa enggak smsku.
ayo berangkat udah mau sore nih”, tiba-tiba Dalbert membuyarkan semuanya yang lagi asyik menghisap rokoknya masing-masing. Akupun langsung memasukkan HPku ke dalam tas butut yang sudah lama menemaniku.
Akhirnya perjalanan jauh akan dimulai. Pengalaman pertama kali ke Malang dengan teman-teman yang sebentar lagi akan berpisah dan mungkin tidak akan bertemu lagi untuk waktu yang lama.

the lost memori 3


Chapter 3
Who are they?
Ini adalah kisah teman-temanku yang selalu setia bersamaku. Teman-teman yang sulit dicari lagi.
Temanku yang paling dekat adalah hendrik, teman yang paling ganteng diantara kami. Banyak cewek-cewek yang mengejarnya. Bahkan terkadang kami iri padanya. Tapi bukan itu kelebihan temanku. Temenku ini bisa selalu ada kapanpun dia dibutuhkan.
Pernah suatu hari aku butuh bantuan karena kehabisan bensin, aku hubungi dia langsung nongol didepan mata sambil bawa bensin.
Oke selanjutnya temanku bernama Nico, awalnya aku nggak kenal ama nih anak karena tampangnya tuh kayak sok banget gitu. Tapi setelah kenal lama ternyata Nico itu anaknya lumayan baik ( bias dimanfaatin..he..he…).
Nah temanku yang satu ini kayaknya nggak layak kalau dipanggil temen, pantesnya ini anak jadi Om bagi kami he..he…he….
Maklum umurnya sudah kepala dua, jadi diantara kami Markus adalah yang paling tua. Tapi meskipun sudah berumur pola pikirnya jauh dibawah kami. Masih anak-anak banget ( kayak aku sudah dewasa bangettt…).
Markus dari dulu sudah hidup membiara. Dia hidup dengan suster-suster yang baik. Semuanya itu karena dia berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Sebenarnya banyak teman-tean yang special, teman-teman yang bias membuatku merasakan arti indahnya hidup di dunia (lebayyyy). Salah satu temanku yang paling berarti bernama Nandy tapi lebih sering dipanggil Dalbert, dia ini pendiam sekali.
Sedikit bicara tapi langsung eplas-ceplos merupakan salah satu cirri khas dari Dalbert. Badannya ceking alias tinggi kurus, tapi dia nggak pernah milih-milh temen, walaupun dia anak kota asli.

the lost memori 2


Chapter 2
The story
Hari mulai panas, saat temanku Markus dating dengan tergesa-gesa. “he ayo kita ke malang, kita lihat-lihat biara disana”, aku memandangnya dengan pandangan curiga.” Sama siapa aj?? Gumamku. “ nandy ama hendrik juga mau ikut kk”. “ oke kalau gitu, ntar aku ambil tas dulu.
Parkiran motor yang biasanya ramai sekarang sudah mulai sepi. Aku duduk di pos satpam ketika teman-temanku dating dengan motornya masing-masing. “ayo gimana?? Pakek seragam aja biar gak ada masalah nanti di sana.”.kat hendrik sambil mengelap-elap helmnya yang butut.
ah kamu ndrik ,justru pakek seragam nanti kita bias urusan ama satpol PP”. tegasku sambil melotot kearah markus”. “iya ya bener juga kamu ton…he..he maaf brow ,ya udah sekarng pulang dulu nanti kita ngumpul ndk kostmu aja ton”. “oke”jawabku singkat.
Sudah jam 01.00 siang, belum ada tanda-tanda dari teman-teman. Kurebahkan diriku di kasur yang sudah usang karena lama terpakai. Kupandangi langit-langit kamar yang penuh dengan sarang laba-laba.
Saat mataku mulai terpejam handphoneku berbunyi. Kulihat ada sms dari hendrik { “aku ndk luar bro ayo berangkat”}. Aku bergegas menata barang bawaan yang nantinya mungkin diperlukan disana.
mana markus daan nandy??”. Tanyaku. “ mereka nunggu di depan gereja” jawab hendrik. “yuk langsung aja kesana” .”oke”. deru sepeda motor kawasaki emang enak didengar lembut sekali di telinga.
Kupandangi jalan-jalan sekitar kostku. Jalan yang selama ini selalu aku lewati, jalanan yang hanya diam ketika aku sedang memaki-makinya saat aku terjatuh atau tersandung batu. Semuanya ini akan segera terlupakan.
Perjalanan yang singkat. Langsung aku teringat masa-masa dimana aku belum punya teman disini. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan di kota kecil ini. “hmmmh” nafasku sedikit tersengal saat rokok yang kuhisap mengeluarkan asap yang banyak. “uhukk..uhukkk..”. batuk ku langsung membuyarkan lamunanku.

the lost memori


Chapter 1
The beginning
06.00 pagi, ketika mataku terbuka. Hari yang melelahkan telah ku lewati, hanya beberapa kasus yang harus segera aku selesaikan di sekolah ku. Kasus kenakaln remaja yang mungkin sudah umum dilakukan oleh kebanyakan pelajar di Indonesia. Kuayunkan kakiku melangkah menuju lamar mandi, pagi ini begitu sepi karena mungkin aku penghuni kost terakhir ditempat kos yang menurut teman-temanku adalah tempat yang buruk untuk ditinggali.
pagi, ton cepet sarapan”,suara ibu kost dari dapur terdengar agak berat seperti sedang menahan batuk.”nggih bu”,sahutku sambil menuju kamar mandi. Perasaan aneh menghampiriku mungkin ini saat-sat terakhir aku berada di kota kecil ini, hari-hari SMA yang indah akan segera hilang berganti dengan dunia yang sama sekali aku belum siap untuk menghadapinya.
06.45 pagi, aku sudah berada di dalam kelas yang sudah mulai penuh dengan teman-teman yang sebentar lagi akan berpisah. Semuanya sangat cepat berlalu masa-masa dimana anak kampong yang tidak tahu apa-apa bias berada ditengah-tengah kehidupan elit, kehidupan intelektual tinggi yang disertai kedisiplinan yang sangat kuat. Saat dimana aku pertama kali merasa menjadi paling bodoh, paling jelek di sebuah komunitas, bahkan guruku merendahkan aku ,hanya karena aku anak kampung.
Masa-masa berat sudah kulampaui, dan mungkin itu membuatku sangat kuat, seperti tak memiliki rasa takut sedikitpun menghadapi hidup. Tapi mungkin perasaan ini salah, karena siapa yang bias menebak jalan hidup manusia. Ya mungkin saat ini aku berani menghadapi apapun, aku berani terhadap apapun, tapi keberanianku itu ada karena ketidaktahuanku akan ketakutan yang sebenarnya, yang beberapa hari lagi akan kurasakan.
Pagi itu saat jam istirahat, aku dan temanku yang mengalami satu kasus yang sama, sedang berada di kantor Guru. Semua mata guru memandang sisnis terhadapku dan temanku, ya aku tahu kami memang bersalah tapi apakh harus sekejam ini. Keringat dingin membasahiku saat seorang Guru senior memaki-maki kami. Aku masih ingat kata-katanya yang keras tapi setelah kupikir-pikir besar juga selera humor pak guru ini. Kata-katanya kalau tidak salah “ kalian ini cob abaca, surat pernyataan kalian yang tdak akan mengulangu perbuatannya lagi, bagaimana bias mengulangi perbuatan lagi lha sekarang khan sudah hari terakhir kalian berada di sekolah ini tow”. Begitulah kata-kata yang indah dari guru kami yang sebentar lagi kami lupakan.

Petualangan 3 detektif



PERAMPOKAN DI HARI ITU!

Gerimis hari ini berlangsung sangat lama, membuatku harus memesan kopi lagi untuk menghangatkan badan. Kopi jahe mungkin bias sedikit menghangatkan dari dalam. Teman-teman masih asyk memainkan kartu mereka di meja pojok dekat jendela. Sambil sekali-kali mereka bersiul untuk menggoda cewek-cewek yang pulang ke kos mereka dekat warung kopi ini. Itulah kegiatan kami anak-anak luar kota yang mencari ilmu di kota yang terkenal dengan julukan kota pendidikan ini. Tapi kenyataannya kami hanya bermalas-malasan sambil menghabiskan uang orang tua kami dengan cara seperti ini setiap hari, duduk ngopi di warung kopi dekat pasar. Warung ini memang tidak besar tapi sangat ramai karena posisinya terletak sangat strategis di pinggir jalan di belakang kantor polisi yang sudah using. Dengan harga yang terjangkau untuk kantong-kantong mahasiswa luar kota.
Banyak tempat kos cewek di sekitar warung ini, yang mungkin membuat kami para cowok-cowok selalu betah di warung kopi kecil ini. Mendapat pemandangan gratis mungkin memang tujuan utama dari kami para kaum hawa. “ ini mas kopinya “, tiba-tiba pelayan itu membuyarkan lamunanku yang dari tadi sedikit demi sedikit menghabiskan rokok yang ku pegang. “ oyi mas..makasih “, sahutku sambil sedikit tersenyum. Ciri khas orang jawa memang selalu begitu tersenyum hanya sebagai batas rasa terimakasih tanpa harus di ungapkan dengan kata-kata.
Kuhirup kopi yang masih panas ini sambil memandangi temanku bernama Gangge yang dari tadi serius sekali membuat gambar pada sebatang rokok dengan menggunakan ampas kopi hitam yang sudah mengental. Dia anak Lombok nusa tenggara barat ,tapi bias berbahasa jawa lebih fasih dari temenku yang bernama Rumekso yang asli dari derah Nganjuk. Kulihat dari tadi Rumekso sedang memandangi kartunya yang kelihatannya belum bias diandalkan untuk dapat menang permainan itu. Kami berteman memang belum lama msih beberap tahun saja, tapi persahabatan kami terjalin karena kami satu nasib anak-anak perantauan.
Drrrrt drrrtt…hp ku bergetar menandakan ada pesan masuk. Kubaca sms itu ternyata dari temanku Sugeng, “ bro gawat ! aku bias pinjem uang ke kamu nggak??? Nih kamar kos ku baru di bobol maling hamper semua kamar yang di bobol oleh maling..duitku ilang semua. Kamu dimana skg???”. Langsung aku balas smsnya memberitahukan posisiku sekarang.
5 menit kemudian Sugeng datang dengan nafas tersengal-sengal mendatangi ku.Sugeng adalah teman satu kampus tapi beda angkatan, tubuhnya sedikit pendek dengan potongan rambut yang cekak khas potongan tentara. ‘” duduk dulu ayo cerita yang jelas, bentar ku panggil teman-teman..he kalian sini dulu temanku butuh bantuan “, lagsung saja Rumekso dan Gangge menghampiri meja tempatku duduk. “ ayo Geng ceritakan apa yang terjadi..???”, pintaku pada temanku yang kelihatan masih menahan capeknya. “ begini tadi pagi aku kekampus jam 7.00, kamar-kamar lain masih sepi belum ada yang bangun mungkin juga ada yang sudah berangkat kekampus masing-masing “, cerita antok sambil sedikit menghisap rokok ditangannya. “ lalu ??”, Tanya gangge. “ jam 9 aku pulang tapi keadaan masih sama seperti biasanya nggak ada yang berubah sedikitpun, mungkin hanya anak ibu kos mbak Ida yang sedang menyapu halaman saja. Lalu aku langsung keluar lagi untuk beli makan, maklum tadi pagi belum sarapan aku. Nha.. setelah aku pulang dari beli makan aku kaget kok banyak anak-anak kos laen berkerumun sambil teriak-teriak kamarnya kerampokan. Ya udah aku langsung periksa ke kamarku dan ternyata benar kamarku sudah di obrak abrik berantakan uangku juga sudah ludes diambil oleh maling itu ”, lanjut antok. “ baiklah kalau begitu ayo kita semua ke kos mu….”, kataku pada teman-teman.
Jam 3 sore aku dan kawan-kawan masih memeriksa bagian-bagian kos-kosan yang terletak di pinggir perumahan ini. Hanya ada 3 orang ditempat kejadian, mereka adalah doni ( 23 tahun, mahasiswa ), andre ( 20 tahun, pegawai swasta ), aminah ( 35 tahun, pemilik kos ). Gangge dan rumekso masih menanyai mereka bertiga, sedangkan aku sendiri masih mengamat-amati halaman depan dan belakang tempat ini. Ada beberapa hal yang sangta ganjil bagiku menurut pengamatanku kalau memang pencuri itu masuk dari pintu depan pasti Sugeng bisa melihatnya karena dia sedang membeli makanan di warung belakang kos ini. Kalau lewat pintu depan itupun sangat kecil kemungkinannya karena jarang ada pencuri berani lewat pitu depan kecuali kalau memang dia pencuri yang benar-benar nekat atau memang pencuri profesional, tunggu dulu atau mungkin pencuri ini adalah orang dalam, bisa juga.
Kalau memang orang dalam bagaimana aku bisa membuktikan teoriku, baiklah mungkin aku harus menunggu hasil dari teman-teman yang sedang menanyai ke tiga orang itu. “ bagaimana hasilnya?“, tanyaku pada gangge. “ hmm mungkin hanya sedikit keterangan yang bisa di jadikan petunjuk “,jawab gangge sambil menunjukkan secarik kertas yang berisi coretan jelek ciri khasnya. “ baiklah ayo kita pelajari alibi mereka ‘, kataku.
Gangge kemudian mulai menganalisis keterangan tiga orang itu., yang pertama adalah ibu kos dia bilang pagi ini menyapu sekeliling tempat ini, menjemur beberapa pakaian, dan membuang sampah daun-daun kering di belakang kos-kosan dilakukan sekitar jam 8.00. Dan selanjutnya doni, dia bilang pagi ini pulang pagi katanya baru dari kos temannya nonton bola dia pulang sekitar jam 7.30. dan yang terakhir adalah andre pagi ini dia tidur dan bangun pukul 8.30 karena mendengar suara-suara ribut diluar tapi dia tidur lagi dan terbangun saat sugeng berteriak-teriak ada maling di tempat ini.
Rumekso datang membisikkan sesuatu padaku yang membuatku kaget ternyata teoriku yang terakhir bisa benar-benar terbukti. “ baiklah panggil polisi kesini kami sudah mengetahui siapa pencurinya ‘, kataku pada ibu kos yang dari tadi memperhatikan kami. “ ba baik mas “, jawab ibu aminah sedikit kaget mendengar teriakanku.
*******
Polisi datang tapi hanya 2 orang mereka memperkenalkan diri, yang tinggi besar itu briptu morris dan yang badannya sedikit kerempeng itu adalah kapten agus.setelah memperkenalkan diri aku meminta mereka untuk memeriksa sidik jari masing-masing dari keempat orang ini termasuk sugeng. Lalu aku menanyai doni ,“ kamu semalam nonton pertandingan milan lawan newcastle ya..??, “ iya milan menang akhirnya hehe aku menang sedikit taruhan dari temanku “, jawab doni cengegesan. ‘oke makasih ya ‘, jawabku sambil tersenyum. “ eh mas tadi pagi mas itu dengar suara apa..???”, “ ya ribut-ribut gitu tapi langsung tenang lagi aku ya tidur lagi sampai aku terbangun lagi ada yang teriak-teriak kemalingan gitu”, kata andre sambil menggaruk-garuk pantatnya. Lalu aku menanyai ibu kos “ emm ibuk tadi bangun jam berapa buk? “, “jam 6 pagi mas ”, jawab bu aminah.
“baiklah pak saya rasa pelakunya bias bapak tangkap sekarang “, kataku pada kdua polisi itu. “ siapa yang harus kami tangkap ?”, kata kapten agus. “ dia..!! “, kataku menunjuk kepada pemilik kos ini yang tidak lain adalah ibu Aminah. “ lho kenapa saya ? saya tidak melakukan apa-apa kok pak polisi “, jawab ibu kos itu sambil terbata-bata. “ iya kenapa ibu aminah yang jadi tersangka mas ? “, Tanya briptu morris kepadaku. “ baiklah ini ada beberapa teori yang menyatakan bahwa ibu itu yang melakukan pencurian dengan modus perampokan “,kataku sambil menyalakan sebatang rokok. ‘ pertama ibu ini menyapu, mencuci, dan mmbuang sampah di belakang kos, iya khan buk? “, tanyaku sambil tersenyum. “ I iya mas tapi memangnya apa yang salah dengan hal itu ? “, jawabnya lagi. “ baiklah akan ku tunjukkan pertama ibu menyapu sampai sekitar jam 8 pagi tapi tidak mendengar apa-apa, berarti ubu memang pura-pura tidk dengar atau memang ibu benar-benar tuli, ke dua ibu mengatakan kalau membuang sampah tepat di belakang kos tapi kenyataannya tidak ada bekas sampah yang di buang disitu, karena di belakang kos ini ada warung yang tidak mungkin dijadikan tempat pembuangan sampah iya khan buk..?”, tanyaku lagi sambil tersenyum. ‘ tapi buktinya mana mas ?”, kata kapten agus.
“ buktinya ada pada tangan ibu itu sendiri “, tanganku menunjuk kea rah tangan ibu kos yang sedang memegan sapu itu dari tadi. “ sapu itu di jadikan alat untuk mencongkel pintu dan mengambil beberapa uang milik sugeng, dan silahkan bapak melihat di kamar ibu kos ini pasti akan menemukan barang yang ibu ini curi “. Kataku.
Beberapa jam kemudian polisi itu menangkap ibu kos itu dan menemukan barang-barang curian berdasarkan informasi dari kami bertiga. Sekarang sugeng telah pindah kos ke tempat yang lebih nyaman dan yang paling lucu dari kejadian ini karena sebenarnya alas an ibu kos itu mencuri karena sugeng telat membayar kos setengah bulan.

***
Beberapa bulan kemudian saat aku di warung kopi sambil membaca Koran, aku terkejut karena ada berita tentang ibu kos itu yang dinyatakan bebas karena menurut pemeriksaan ibu itu telah di hipnotis oleh seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Menurut hasil pemeriksaan kepolisian orang yang menghipnotis masih muda mungkin sekitar 24 tahunan, badannya kerempeng tapi bias mempengaruhi orang yang dekat dengannya.
GAWAT………………..!!!!!

Sekian


AMATTIRband

    AMATTIRband, adalah band lokal indie dari Blitar yang terbentuk pada tahun 2008, karya-karya mereka sudah dikenal, dengan lagu-lagu yang sangat sesuai dengan kenyataan pahitnya kehidupan.
    awalnya band ini manggung pertama kali dengan nama " DOUBLE SYSTEM ", dengan personil Rudi ( vokal ), Angga ( lead gitar/ vokal ), Edek ( gitar ), dan Anton ( drum ). sambutan awal memang tidak hangat para penonton memaki ,menghina karena waktu itu sudah ada band lokal lain yang sudah lebih dulu dikenal tapi kualitas mereka masih sangat standar. tapi " DOUBLE SYSTEM " tetap dengan tenang menyanyikan lagu buatan sendiri.
akhirnya para penonton memuji keindahan lagu-lagu yang dibuat oleh ban " DOUBLE SYSTEM " itu.

beberapa lagu mereka yang sempat ngehits di kalangan masyarakat waktu itu adalah Dinda dan Rasa ini,  yang bisa membius penonton yang hadir pada waktu acara itu. setelah itu akhirnya band ini membuat karya-karya baru yang semakin bisa mengibarkan nama mereka di kota proklamator ini.

seiring berjalannya waktu band ini mulai bubar karena ada perbedaan pendapat, memang band ini awalnya cuma ingin menjadi band pop ( asal manggung ) tapi beberapa personil lebih cenderung ke musik punk yang dianggap bisa menerima kehadiran band ini dengan karya-karya yang lebih bisa menyindir keadaan bukan hanya karya-karya tentang cinta.

akhirnya edek hengkang dari band ini dan membuat THE BURON dengan bebrpa personil lain dengan mengusung aliran pop-rock. dan sisa personil yang lain seperti Angga, Rudi, & Anton akhirnya tetap di jalur punk dengan membentuk AMATTIRband

dan teman-teman yang istilah kerennya komunitas " DOUBLE SYSTEM " membentuk Amattir_crew dengan tujuan untuk saling bahu membahu berdikari, swasembada mewujudkan kreatifitas band ini.
karya-karya amattir yang telah dihasilkan seperti lagu " Menghapus luka " yang menceritakan tentang kenyataan hidup, " Anger confusion " yang berisikan sindiran-sindiran terhadap pertikaian agama, suku, dan budaya di indonesia.

lagu-lagu lain yang belum di record adalah " cewek cap anjing ", " Dolly ditutup ", "tua bukan dewasa", "terali besi", dan masih banyak yang lainnya jadi tunggu aja upload lagu-lagu terbaru mereka.













sejarah asal-usul suku jawa

Rahasia yang terpendam beribu tahun tentang satu bangsa pengembara yang mencari 'Tanah yang Dijanjikan' semakin lama semakin terbongkar dengan penemuan pelbagai artifak yang penuh misteri dan mengundang pertanyaan seperti penemuan keris di sebuah kuil purba di Okinawa Jepun,kendi purba yang sama di Vietnam,Kemboja dan Pahang,penemuan kota purba yang dinamakan Jawi/Jawa di Jordan dan juga penemuan keris purba di Rusia selain gendang Dong Son dan Kapak Tua Asia Tengah yang popular itu. APA MAKSUD KEPADA SEMUA MISTERI INI?....

.. Bangsa terahsia inilah yang menurunkan pelbagai bangsa Asia dari tempat asal mereka iaitu Asia Barat dan Asia Tengah di mana dari situlah bermulanya peradaban manusia.... ... Bangsa ini, yang merupakan pemegang rahasia akhir zaman adalah satu bangsa besar yang pernah membina kota-kota purba dan menyertai peperangan-peperangan agung sejak surutnya Banjir Besar bersama-sama bangsa agung yang telah pupus seperti Sumerian dan Akkadian.....

... Sesungguhnya kisah pengembaraan bangsa ini merupakan satu epik yang teramat panjang,lebih panjang dari epik Homer,The Iliad and the Odyssey....

...... Di selat Melaka, kedua-dua kumpulan ini bertemu. Kumpulan yang tiba melalui jalan laut (yang banyak menetap di Kepulauan Indonesia) bertemu saudara mereka (kumpulan yang tiba melalui jalan darat-majoriti menetap di Semenanjung 'Emas' Tanah Melayu). Mereka adalah serumpun dan bersaudara. Sudah lama (ratusan tahun) mereka terpisah. Mereka berpelukan dan menangis. Ramai yang hadir melihat peristiwa paling bersejarah ini. Mungkin cucu-cicit gadis misteri yang meninggalkan selendang merah tadi ada di situ. Bangsa Keturah telah bersatu di Selat Melaka di

'Tanah Yang Dijanjikan' The Land of The East'.......

.......... Apakah rahasia bangsa Melayu 2500 tahun dahulu? Apakah yang ditemui oleh rombongan kerajaan Nabi Sulaiman di Nusantara? Apakah perjanjian rahsia para Firaun di The Land of The Gods? .......... ....Anehnya,para Firaun ini mendakwa nenek moyang mereka berasal dari tanah ini,yang digelar.... 'THE LAND OF THE GODS'

lirik

tua bukan dewasa

selangkah lagi..
menuju tanah kematian..
tak kau peduli..
hidumpu kini...

memberi waktu..
sesuatu...
sesuatu yang tak bermutu..

berbicara seolah tahu..
jalan hidupku..
bergaya selalu ada..
saat ku bermasalah..

interlude ;
lihat hidupmu..
sendiri..
lihat ..
kelakuanmu..

reff :
kau ...sudah tua..
tapi tak dewasa....
kau...hanyalah..
sampah di jalan...

malam ka menangis..
meratapi..
yang tlah pergi...
sok nggak peduli..
minum tiap hari...

back to : interlude, reff

sing the song

" sing the song "

kami disini
hanya untuk bernyanyi
kamudisana
tak usah mencela

musik amatir
memang kayak petir
tapi semua
telah berakhir

# tak usah kau bersedih kawan
    uuuuuuuuuuuuu
  tak usah kau bimbang kawan
    uuuuuuuuuuuu
  amattir mungkin telah mati
    uuuuuuuuuuuu
  tapi kini kita bernyayi.....

reff :
sing the song
oiooioi
inilah kami
sing the song
oioioioi
telah kembali

perjalanan

Chapter 1
    Lelah sudah langkakhku ini menjalani hari-hari yang menjemukan. Sejak kejadian 2 tahun yang lalu membuatku ingin selalu melampiaskan emosiku yang tak pernah bisa dimengerti oleh kedua orang tuaku. Hari – hari kulewati dengan peasaan yang berisikan dendam. Setiap malam aku memandangi langit kelam yang penuh dengan bintang-bintang dengan nyal kepalsuan yang membuat banyak orang tertarik memandanginya. Mataku enggan terejam memandangi kepulan asap rokok yang dari tadi ku taruh di atas asbak kayu yang sudah berlubang. Bayananku tertuju pada senyum manis seorang gadis yang fotonya sekarang masih kupajang di tembok kamarku yang kusam karena sudah luntur catnya terkena air hujan. Senyum itu terkadang membuatku tertawa sendiri, tapi terkadang juga membuatku mengerti arti kepedihan dalam kenyataan idup manusia yang sangat sulit ku mengerti untuk saat ini. Aku selalu ingat hari-hari yang kuhabiskan bersamanya, hari-hari yang membuatku merasakan indahnya kasih saying. Meskipun banyak tawa tapi juga ada tangis dimana ketika aku dan dia mengalami sebuah konflik kecil yang tidak begitu penting. Tapi semua itu dapat kami selesaikan dengan cepat dan tanpa ada satu dendam yang mengingatkan kami akan penyebab konflik itu terjadi.
    Sebuah masalah kadang memang bias menjadi sebuah pengingat untuk masa lalu yang telah terkubur dalam. Masalah yang menggoncang hidupku saat ini belum bias aku selesaikan, dendam ini ingin segera kuhilangkan dari hati yang sudah semakin tak berperasaan. Aku terlalu lelah menjalani hari-hari seperti ini, hari-hari dengan bayangan dendam yang tak pernah bisa dimengerti oleh siapapun. Dulu aku berpikir hanya dengan alcohol aku bias melupakan semua ini, tapi ternyata aku salah besar. Justru karena pengaruh alcohol rasa dendamku semakin meningkat. Aku pernah mencoba utnuk melampiaskan semua dendam itu dengan tujuan untuk menghabisi semuanya. Tapi semua ittu terhenti saat aku teringat air mata ibuku yang menetes melihatku melakukan kebrutalan karena pengaruh alcohol.
    Ibuku memang tidak seperti kebanyakan ibu-ibu yang lain yang selalu menuruti kata-kata anaknya. Ibuku adalah orang yang keras kepala tapi pendiam, ibu tidak pernah menunjukkan reaksinya secara langsung atas segala tindakanku selama ini. Tapi aku baru sadar bahwa sebenarnya ibu sangat menyayangiku, hal ini terjadi saat aku tergolek lemah dirumah sakit karena penyakit lambung. Sampai delapan hari ibu menjagaku, memberikan apa yang aku butuhkan, memaksaku makan meskipun aku menolak untuk makan. Bahkan kakekku yang dari aku kecil tidak pernah sekalipun menengok aku dirumah, tapi hari itu ketika aku sakit kakek menjagaku seperti cucunya sendiri. Kakekku ada tiga tapi dari ayah satu dan dari ibu ada dua, ibuku sejak kecil tidak ikut ayah kandungnnya karea ibu dipungut sejak kecil. Jadi mungkin ibu tidak pernah merasakan kasih saying dari seorang ayah kandung yang efeknya bias kurasakan saat ini.
cewek cap anjing!

reff :
cewk cap anjing....
( di pinggir jalan )
cewek cap anjing....
( di jual murah )
cewkku anjinggg.......

lenggak-lenggok haya manis,
sok imut..
senyum polos..
( ngapusi )

sok perhatiin..
suka bilang sayang...
padahl..
( ngapusi eneh )

reff :
cewk cap anjing....
( di pinggir jalan )
cewek cap anjing....
( di jual murah )
cewkku anjinggg.......

mari kawan lupakan semua...
harga murah untuk mereka
tak usah berduka lara..
punya duwit foya- foya..