Chapter
2
The
story
Hari
mulai panas, saat temanku Markus dating dengan tergesa-gesa. “he
ayo kita ke malang, kita lihat-lihat biara disana”, aku
memandangnya dengan pandangan curiga.” Sama siapa aj?? Gumamku. “
nandy ama hendrik juga mau ikut kk”. “ oke kalau gitu, ntar aku
ambil tas dulu.
Parkiran
motor yang biasanya ramai sekarang sudah mulai sepi. Aku duduk di pos
satpam ketika teman-temanku dating dengan motornya masing-masing.
“ayo gimana?? Pakek seragam aja biar gak ada masalah nanti di
sana.”.kat hendrik sambil mengelap-elap helmnya yang butut.
“ah
kamu ndrik ,justru pakek seragam nanti kita bias urusan ama satpol
PP”. tegasku sambil melotot kearah markus”. “iya ya bener juga
kamu ton…he..he maaf brow ,ya udah sekarng pulang dulu nanti kita
ngumpul ndk kostmu aja ton”. “oke”jawabku singkat.
Sudah
jam 01.00 siang, belum ada tanda-tanda dari teman-teman. Kurebahkan
diriku di kasur yang sudah usang karena lama terpakai. Kupandangi
langit-langit kamar yang penuh dengan sarang laba-laba.
Saat
mataku mulai terpejam handphoneku berbunyi. Kulihat ada sms dari
hendrik { “aku ndk luar bro ayo berangkat”}. Aku bergegas menata
barang bawaan yang nantinya mungkin diperlukan disana.
“mana
markus daan nandy??”. Tanyaku. “ mereka nunggu di depan gereja”
jawab hendrik. “yuk langsung aja kesana” .”oke”. deru sepeda
motor kawasaki emang enak didengar lembut sekali di telinga.
Kupandangi
jalan-jalan sekitar kostku. Jalan yang selama ini selalu aku lewati,
jalanan yang hanya diam ketika aku sedang memaki-makinya saat aku
terjatuh atau tersandung batu. Semuanya ini akan segera terlupakan.
Perjalanan
yang singkat. Langsung aku teringat masa-masa dimana aku belum punya
teman disini. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan di kota kecil
ini. “hmmmh” nafasku sedikit tersengal saat rokok yang kuhisap
mengeluarkan asap yang banyak. “uhukk..uhukkk..”. batuk ku
langsung membuyarkan lamunanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar