Chapter
4
The
story part 2
Gereja
tua bekas penjajahan ini masih berdiri kokoh di jantung kota. Catnya
yang mulai luntur termakan usia tak menyurutkan orang – orang untuk
datang ketempat ini. Pohon – pohn besar yang melindungi bangunan
ini dari terik matahari menambah rasa sejuk saat memasuki area gereja
ini.
Suara
deru mesin pemotong rumput di kebun gereja menambah kebisingan selain
suara kendaraan yang lalu lalang di depan gereja yang konon sudah
berusia ratusan tahun. Burung – burung yang berkicau di pepohonan
dan suara air yang bergemericik membuat tempat ini seperti berada di
tempat yang tenang untuk mendekatkan diri kepada tuhan.
Saat
kupandangi puncak gereja ini terlihat Salib besar yang berdiri tegak
berlatar belakang matahari yang mulai meninggi, menyilaukan mata.
Seaakan-akan memancarkan cahay kekudusan surgawi yang mungkin
membuatku merinding sendiri memikirkannya. “ hmmm mungkin memamng
benar “ gumamku tanpa arti yang angsung ditanggapi oleh Hendrik “
apanya…???, “ ah enggak brow…he..he..” sahutku sambil
nyengir.
Saat
turun dari sepeda motor ternyata teman-teman yang lain sudah menunggu
di bawah pohon mangga yeng besar sekali. Pohon mangga yang menutupi
keklasikan gereja ini. Terlihat Nandy, Markus dan Yusuf yang sudah
terlihat nyengir kepanasan karena kelamaan duduk di kursi tua.
“ ayo
langsung berangkat aja gimana…mumpung belum sore-sore amat “,
ajak markus sambhl memakaikan helm di kepala botaknya. “ sebentar
tow ini masih panas nanti bias hitam donk aku “, rengek Hendrik
sambil mengelus-elus motornya. “ hadeh jangan kayak banci gitu
he…..lha daripada nanti kemalaman lho nyampe sana”, tegas markus
sambil mnyibirkan maju mulutnya. “ heh..daripda rebut aja mending
kita habiskan satu punting rokok aja dulu khan enak tow ”,
celetukku sambil mengeluarkan satu pak rokok surya 12 andalan.”
Wahh kamu emang ngertiin aku banget ton “, sahut hendrik langsung
menyambar rokok ditanganku. “ iya deh…brow aku setuju kalau kayak
gini..he..he”, markus ikutan ngambil rokok.
“ wah
kalian nih selalu kayak gini kalau ada rokok “, celetuk dalbert
sambil merebahkan diri di atas kursi tua yang berada di depan pintu
gerbang gereja.
Asap
rook mengepul dari masing-masing mulut yang hamper semuanya rata-rata
perokok berat. Saat aku menikmati rokokku tiba-tiba handphoneku
berbunyi ada sms ternyata.saat ku buka ternyata sms dari cewek
idamanku namanya Novita Dwi Anggraini tapi biasa di panggil Dwi.
“ siang
gi ap nich??? “,
Wuich
langsung aja ku ketikkan jari-jariku,
“ lagi
ma temen2 nc mw kemalang, qm sndiri gi ap? “,
Balasku
sambil berharap-harap cemas dib alas apa enggak smsku.
“ayo
berangkat udah mau sore nih”, tiba-tiba Dalbert membuyarkan
semuanya yang lagi asyik menghisap rokoknya masing-masing. Akupun
langsung memasukkan HPku ke dalam tas butut yang sudah lama
menemaniku.
Akhirnya
perjalanan jauh akan dimulai. Pengalaman pertama kali ke Malang
dengan teman-teman yang sebentar lagi akan berpisah dan mungkin tidak
akan bertemu lagi untuk waktu yang lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar