Chapter
3
Who
are they?
Ini
adalah kisah teman-temanku yang selalu setia bersamaku. Teman-teman
yang sulit dicari lagi.
Temanku
yang paling dekat adalah hendrik, teman yang paling ganteng diantara
kami. Banyak cewek-cewek yang mengejarnya. Bahkan terkadang kami iri
padanya. Tapi bukan itu kelebihan temanku. Temenku ini bisa selalu
ada kapanpun dia dibutuhkan.
Pernah
suatu hari aku butuh bantuan karena kehabisan bensin, aku hubungi dia
langsung nongol didepan mata sambil bawa bensin.
Oke
selanjutnya temanku bernama Nico, awalnya aku nggak kenal ama nih
anak karena tampangnya tuh kayak sok banget gitu. Tapi setelah kenal
lama ternyata Nico itu anaknya lumayan baik ( bias
dimanfaatin..he..he…).
Nah
temanku yang satu ini kayaknya nggak layak kalau dipanggil temen,
pantesnya ini anak jadi Om bagi kami he..he…he….
Maklum
umurnya sudah kepala dua, jadi diantara kami Markus adalah yang
paling tua. Tapi meskipun sudah berumur pola pikirnya jauh dibawah
kami. Masih anak-anak banget ( kayak aku sudah dewasa bangettt…).
Markus
dari dulu sudah hidup membiara. Dia hidup dengan suster-suster yang
baik. Semuanya itu karena dia berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Sebenarnya
banyak teman-tean yang special, teman-teman yang bias membuatku
merasakan arti indahnya hidup di dunia (lebayyyy). Salah satu temanku
yang paling berarti bernama Nandy tapi lebih sering dipanggil
Dalbert, dia ini pendiam sekali.
Sedikit
bicara tapi langsung eplas-ceplos merupakan salah satu cirri khas
dari Dalbert. Badannya ceking alias tinggi kurus, tapi dia nggak
pernah milih-milh temen, walaupun dia anak kota asli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar