Membaca artikel mengenai simbol bulan sabit pada masjid yang di klaim
mirip dengan simbol bulan sabit yang sering digunakan untuk
menggambarkan sosok Siwa (Shiva: eng.) membuat saya teringat akan informasi yang saya peroleh mengenai sejarah simbol dari bulan sabit sendiri.
Jika
ditilik dari sisi historis, maka akan terlihat jelas bahwa simbol bulan
sabit itu sebenarnya adalah untuk melambangkan dua corong waktu. Dan
bukan tidak mungkin justru siwa - shiva itu sendiri sesungguhnya dalah
“seorang” yang taat beribadah kepada Allah!!!
Dari mana Islam
mengenai simbol bulan sabit? Secara umum, maka orang-orang akan merujuk
pada bendera negara Turki yang mana merujuk juga pada simbol panji-panji
yang digunakan oleh tentara Dinasti Ottoman dimasanya. Tapi benarkah
demikian?
Islam melarang penggunaan simbol-simbol agama. Jadi
secara logis jelas bahwa tidak ada simbol dalam Islam. Lalu apakah itu
yang sering digunakan sebagai hiasan di masjid-masjid?
Dalam
sejarahnya, Nabi Muhammad diketahui meninggalkan sebuah emblem pada
masjid yang pertama kali dibangun, Masjid Nabawi. Emblem tersebut masih
ada sampai sekarang jika kita berkunjung ke Masjid Nabawi.
Emblem
tersebut seperti bulan yang berpaling ke atas, tetapi dia bukan bulan.
Ia seperti tubuh dari sebuah lyre. Ia mirip dengan huruf Y. Huruf Y
yang mengitari menara. Ujung-ujung yang menikung lancip ke luar. Ia ada
di semua masjid-masjid besar kita. Ia terlihat lebih ke menyempit
daripada Phi. Ia seperti kuncup tulip, tetapi dipersilangkan.
Lalu lambang apakah itu?
Dzulqarnain. Itulah yang tepat bagi simbol, lambang, emblem tersebut.
Dzulqarnain, Dzu - Al Qarn - Ain, Pemilik Dua Tanduk/Corong Waktu. Simbol itu untuk melambangkan dua tanduk/corong waktu.
Nabi
Muhammad menggunakannya sebagai pengingat terhadap sang Pemilik Dua
Waktu/Tanduk, Dzukqarnain, menggunakan kedua tangannya untuk membuat
emblem/simbol tersebut. Untuk apakah tujuannya? Itu masih menjadi
misteri dan menjadi rahasia Allah, setidaknya sampai sekarang.
Di Madinah, Muhammad merubah simbol salib dengan memilin ujung kiri dan kanan ke atas seperti ladam kaki kuda. Dia membengkokkan bagian tengah ke bawah. Dia membuat ini dengan pandai besi kapal dalam bentuk dingin sebagai balkon mengitari menara masjid.
Ia memutar muaranya ke atas. Karena gagang dari pedang yang mengingatkan salib orang-orang kristen, dia membuat pedang nya dalam bentuk qarnayn (garpu) dan memberikan pedang tersebut sebagai hadiah kepada Ali. ‘Dzül-fi kar(n).’
Tradisi ini menjadi begitu menetap sehingga bahkan di bendera dari Saudi ada pedang. Dan ada pedang di bendera Saudi. Pedang adalah lambang yang sangat lama. Namanya yang tepat adalah DZÜL-Fİ-KÂR.
Anda menusukkan pedang ke bumi dan gagang nya tetap di atas. Pedang tersebut hilang. Hal ini seperti simbol perdamaian, bukan simbol peperangan. Bagaimanapun… fi Kar berarti di dalam tanduk (horn). Dzul berarti pemilik
Lalu apa maksud dan hubungannya simbol bulan sabit dengan Dzulqarnain?
Dzulqarnain
adalah sosok seorang yang mulia disisi Allah. Beliau-lah yang
mengajarkan kepada Nabi Musa mengenai rahasia-rahasia Allah. Dan bahkan
beliau-lah (Dzulqarnain) satu-satunya orang dimuka bumi ini yang
diberikan kunci oleh Allah untuk menembus ruang dan waktu. Itu sebabnya
beliau di juluki Dzulqarnain, Pemilik Dua Waktu. Qarn = Corn = Waktu.
Simbol
ini kembali digunakan oleh Kerajaan Arab Saudi ketika membangun sebuah
menara waktu sebagai titik 0. Tidak mengherankan jika simbol bulan sabit
/ dua tanduk digunakan untuk melambangkan waktu.
Lalu apa korelasinya dengan Siwa yang menggunakan lambang bulan sabit/dua tanduk?
Bukan
tidak mungkin shiwa itu adalah dzulqarnain, seorang hamba Allah yang
mulia. Yang karena kejahilan manusia dalam memuliakan manusia lainnya,
berubah menjadi bentuk pemujuaan kepada manusia lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar