the lost memory 11


Chapter 11
Mistery in capel
Malam itu setelah doa malam, kami tidak langsung pergi kekamar tamu untuk tidur. Kami menuju ke teras, disitu kami bertemu dengan mas Nardi yang bekerja sebagai sopir biara. Kopi hangat menjadi teman ngobrol kami, setelah lama ngobrol mas nardi bercerita kalau di tempat ini kadang ada kejadian yang membuat bulu kuduk merinding.
“halah beneran tow ma situ..??”, tanyaku sambil meledek. “ ya tergantung kitanya tow….mau percaya apa enggak lho..”,jawab mas nardy. “ iyo mas bener itu kalau kita percaya mereka ada ya kita jadi takut sendiri tow”, dalbert menyahut sambil minum kopi yang kelihatannya sudah mulai dingin karena hawa disini. “ lah…g usah ngomong gitu tow bet…wedi aku…”, sahut Hendrik. “ halah kamu ndrik gitu aja takut…”, markus sok dewasa.
Lewat tengah malam kami masih asyik ngobrol kesana-kemari. Obrolan kami terhenti saat tiba-tiba ada suara seperti benda jatuh. “PRANGGGGG…………………”. Jelas sekali suaranya terdengar. Kami semua langsung memeriksa keadaan sekitar dapur, tapi tidak ada satupun benda yang berserakan atau terjatuh. Semua peralatan dapur tertata rapi.
“……………………………………………..”. kami semua diam sejaenak mendengarkan suara sekitar, siapa tahu ada yang bisa didengar. Saat itu yang kutakutkan bukan hantu api bagaimana kalau-kalau ternyata ada perampok bersenjat lengkap yang nekat masuk mau merampok biara ini. Suara angin diluar tidak begitu keras terdengar, hanya sekali-kali terdengar suara kendaraan yang lewat atau penjual nasi goring yang khas terdengar suaranya.
“ ndrik “, bisikku pelan memanggil Hendrik. “ssstt…jo rame!”, jawab hendrik singkat. Akupun terdiam, membayangkan apa yang terjadi nanti kalau memang itu benar-benar ulah perampok. Kami masih diam, menunggu sesuatu yang tidak jelas apa yang ditunggu. Lampu dapur dimatikan oleh mas Nardi untuk mempermudah kami mengawasi sekitar. “ ayo naik ke lantai atas, dari sana kita bisa melihat semua..”, bisik mas narto pelan sambil berjalan pelan menuju tangga dapur yang mengarah ke lantai atas.
Jam 01.00 pagi, kami masih diam di lotebg mengawasi sekeliling. Bahkan tidak ada yang bisa menikmati rokok yang dari tadi dipegang di tangan masing-masing. “ ssst…kamu denger nggak??”, tiba-tiba mas nardi membuyarkan keheningan. “ apa mas..???” tanyaku pelan. “ ada yang sedang berjalan tapi sepertinya suaranya dekat tapi kadng terdengar jauh..”, mas Nardi member penjelasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar