INGAT: Tentu saja tidak semua umat Islam.
Tapi adalah pada umumnya umat Islam.
Meminjam 3 fase kesadaran versi Aguste Comte, agama adalah kesadaran paling rendah dalam evolusi kebudayaan manusia. Karena pada fase itu manusia percaya pada tahyul dan klenik. Dunia dipandang dalam kesadaran mistifikasi. Dunia tidak dilihat sebagai sebuah sistem yang bekerja secara konstan Universal (mekanisme hukum alam). Akan tetapi alam raya diyakini dikendalikan oleh sebuah sosok pribadi yang berkuasa penuh. Sehingga manusia tidak punya pilihan selain hanya tunduk dan patuh.
Sedang pada fase terakhir (setelah fase abstrak-metafisis), puncak kesadaran manusia adalah pada empirisme. Manusia sadar akan realitas. Bahwa yang real adalah kenyataan yang tidak terbantah, yang tidak perlu diterawangi ada apa dan kenapa dibalik semua gejala alam yang ada. Tapi cukup dengan memahami mekanisme hukum alam bekerja lalu hidup selaras dengan sistemnya, dalam rangka mencapai kepenuhan kemanusiaan dirinya. Manusia tinggal mencapai optimasi diri sesuai irama hukum alam, tanpa merasa dibayangi oleh kekuatan yang memaksa dibalik alam semesta.
Secara umum, paradigma berpikir seperti itulah yang menjadi inti kesadaran kaum Atheis.
Sedang umat Islam, dalam kenyataannya, terutama di level akar rumput, berada pada kesadaran fase pertama. Yaitu level kesadaran tahyul dan mistifikasi. Segala sesuatu diukur dari Alquran, yang diyakini berasal dari sosok yang berkuasa dibalik alam raya. Bukan dari kenyataan. Akibatnya, realitas, selalu ingin mereka kroping dengan apa yang tertera dalam Alquran. Dan itulah yang membuat umat Islam sulit melepaskan diri dari cangkang kesadarannya. Mereka terkurung dalam semangat emosional pikologis. Tanpa sadar, kesadaran mereka bersifat afiliasi-emosional pada Alquran. Tanpa sikap kritis. Walaupun dunia real mereka menjadi ambigu dan membingungkan.
Itulah sebabnya mereka harus belajar pada kaum Atheis.
Agar otak yang mereka miliki bisa benar-benar difungsikan.
Sesuai dengan slogan mereka sendiri bahwa agama adalah untuk orang yang berakal.
Tapi mereka beragama tidak dengan akal. Tapi dengan semangat kesadaran budak, yaitu tunduk dan patuh. Tanpa alasan. Karena jika tidak patuh, hukumnya adalah haram dan DOSA yang terkutuk!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar