Entah kenapa
saya jadi bimbang ketika diberi kebebasan oleh Tuhan apakah ingin
tinggal di Neraka atau di Sorga. Karena tidak ada keputusan, akhirnya
Tuhan memberi saya kesempatan untuk masa uji coba selama satu minggu.
Tiga hari di sorga dan tiga hari di Neraka. Nanti setelah bisa
membandingkan sendiri, maka saya boleh memilih dengan senang hati.
Tanpa ada paksaan.
Singkat cerita, maka tinggallah saya di sorga. Segalanya berjalan adem ayem. Tida ada gejolak. Tidak ada ribut. Tidak ada komentar galak. Apalagi main banned akun. Para bidadari seksi berseliweran bak mobil berlalu lalang. Tinggal stop dan bisa langsung naik. Tapi anehnya saya tidak tertarik
Karena tidak kerasan akhirnya saya pindah ke Neraka. Saya melangkah pelan-pelan menemui malaikat penjaga neraka. Sewaktu minta izin suara saya terbata-bata. Karena seawktu di dunia sering dibiacarakan malaikat yang satu ini malaikat yang paling sadis. Begitu saya selesai bicara, dia tersenyum. Dan mempersilahkan saya masuk. Saya disuruh memilih kamar mana yang paling saya inginkan. Tapi karena saya orang baru di Neraka, sehingga kebimbangan saya terbaca oleh malaikat, akhirnya saya ditemani menelusuri setiap kamar.
Ternyata situasinya sama dengan di sorga. Justru para artis, penggila seks dan pelacur banyak berkumpul di sana. Para koruptor juga. Tapi yang mengherankan saya kok mereka pada asyik saling tertawa. Sama sekali tidak tergambar penderitaan di wajah mereka. Karena benar-benar heran, akhirnya saya bertanya pada malaikat :
Saya:
Pak Malaikat, api nerakanya mana Pak?
Malaikat:
Api neraka?
Saya:
Iya api neraka yang membakar manusia itu mana Pak?
Apa karena kita belum melihat semua lokasi neraka ini?
Malaikat:
Tidak ada api disini. Memang siapa yang mengatakan disini ada api?
Saya:
(Terdiam lama ….)
Malaikat:
Memangnya siapa yang mengatakan di sini tempat pembakaran manusia?
Saya:
Di dunia kok umunya orang mengatakan begitu Pak Malaikat?
Malaikat:
(tersenyum ….)
Saya:
Kenapa Pak Malaikat?
Malaikat:
(tersenyum …)
Saya:
Kenapa Pak Malaikat hanya tersenyum?
Jawab dong Pak.
Malaikat:
(merangkul saya sambil berbisik):
Sebaiknya langsung saja tanya sama Tuhan. Jadi persoalannya bisa lebih jelas.
Kalau saya yang jawab, nanti saya juga bisa salah duga seperti anda.”
Saya:
Tapi tempat Tuhan saya tidak tahu Pak.
Malaikat:
(Sambil tersenyum …)
Asal anda ingat, Tuhan akan langsung muncul disini.
Begitu malaikat selesai bicara, saya langsung teringat Tuhan dan Dia pun langsung hadir dihadapan saya. Dan anehnya, saat Tuhan hadir, saya tak melihat lagi ada malaikat di samping saya.
Saya:
Tuhan. Hamba bimbang Tuhan. Dimana hamba sebaiknya tinggal. Tak ada yang menarik di sini. Ampun hamba Tuhan.
Tuhan:
(Hanya tersenyum)
Saya:
Tuhan. Saya tidak tertarik di neraka atau pun di sorgaMu. Saya hanya ingin ……
Tiba-tiba saya tak melihat neraka lagi. Tak ada yang terlihat selain hanya rasa bahagia yang begitu dalam.
Saya:
Tuhan. Dimana hamba berada saat ini? Oh…. Tuhan
Tuhan:
Apa masih perlu jawaban jika engkau sudah bahagia di sini?
Singkat cerita, maka tinggallah saya di sorga. Segalanya berjalan adem ayem. Tida ada gejolak. Tidak ada ribut. Tidak ada komentar galak. Apalagi main banned akun. Para bidadari seksi berseliweran bak mobil berlalu lalang. Tinggal stop dan bisa langsung naik. Tapi anehnya saya tidak tertarik
Karena tidak kerasan akhirnya saya pindah ke Neraka. Saya melangkah pelan-pelan menemui malaikat penjaga neraka. Sewaktu minta izin suara saya terbata-bata. Karena seawktu di dunia sering dibiacarakan malaikat yang satu ini malaikat yang paling sadis. Begitu saya selesai bicara, dia tersenyum. Dan mempersilahkan saya masuk. Saya disuruh memilih kamar mana yang paling saya inginkan. Tapi karena saya orang baru di Neraka, sehingga kebimbangan saya terbaca oleh malaikat, akhirnya saya ditemani menelusuri setiap kamar.
Ternyata situasinya sama dengan di sorga. Justru para artis, penggila seks dan pelacur banyak berkumpul di sana. Para koruptor juga. Tapi yang mengherankan saya kok mereka pada asyik saling tertawa. Sama sekali tidak tergambar penderitaan di wajah mereka. Karena benar-benar heran, akhirnya saya bertanya pada malaikat :
Saya:
Pak Malaikat, api nerakanya mana Pak?
Malaikat:
Api neraka?
Saya:
Iya api neraka yang membakar manusia itu mana Pak?
Apa karena kita belum melihat semua lokasi neraka ini?
Malaikat:
Tidak ada api disini. Memang siapa yang mengatakan disini ada api?
Saya:
(Terdiam lama ….)
Malaikat:
Memangnya siapa yang mengatakan di sini tempat pembakaran manusia?
Saya:
Di dunia kok umunya orang mengatakan begitu Pak Malaikat?
Malaikat:
(tersenyum ….)
Saya:
Kenapa Pak Malaikat?
Malaikat:
(tersenyum …)
Saya:
Kenapa Pak Malaikat hanya tersenyum?
Jawab dong Pak.
Malaikat:
(merangkul saya sambil berbisik):
Sebaiknya langsung saja tanya sama Tuhan. Jadi persoalannya bisa lebih jelas.
Kalau saya yang jawab, nanti saya juga bisa salah duga seperti anda.”
Saya:
Tapi tempat Tuhan saya tidak tahu Pak.
Malaikat:
(Sambil tersenyum …)
Asal anda ingat, Tuhan akan langsung muncul disini.
Begitu malaikat selesai bicara, saya langsung teringat Tuhan dan Dia pun langsung hadir dihadapan saya. Dan anehnya, saat Tuhan hadir, saya tak melihat lagi ada malaikat di samping saya.
Saya:
Tuhan. Hamba bimbang Tuhan. Dimana hamba sebaiknya tinggal. Tak ada yang menarik di sini. Ampun hamba Tuhan.
Tuhan:
(Hanya tersenyum)
Saya:
Tuhan. Saya tidak tertarik di neraka atau pun di sorgaMu. Saya hanya ingin ……
Tiba-tiba saya tak melihat neraka lagi. Tak ada yang terlihat selain hanya rasa bahagia yang begitu dalam.
Saya:
Tuhan. Dimana hamba berada saat ini? Oh…. Tuhan
Tuhan:
Apa masih perlu jawaban jika engkau sudah bahagia di sini?
Sumber : Erianto Anas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar