Jangan dibaca jika anda lagi malas berpikir. Atau tidak kuat untuk berpikir.
Dan tentu anak-anak dilarang masuk.
Masa depan Islam hanya pada Atheis?
Ya, hanya pada Atheis. Umat Islam tidak akan membuat agama Islam maju dan berkembang JIKA .....
Kemajuan adalah kejayaan dimensi fisik ragawi. Kemajuan adalah
perkembangan kesadaran manusia. Revolusi cara berpikir yang selaras
dengan mekanisme hukum alam (sunnatullah).
Manusia boleh mengaku hebat, benar, suci, ramah, toleran. Tapi kenyataan
akan menjawab apakah pengakuan itu terbukti atau tidak. Umat Islam
boleh berteriak agama Islam sebagai ajaran yang benar. Tapi kenyataan
yang akan menguji di lapangan. Bukan jumlah penganutnya yang akan
membuktikan. Bukan lancangnya teriakan Allahu Akbar yang akan
membuktikan. Tapi adalah apakah yang diteriakan itu selaras dengan
kenyataan atau tidak. Teruji sepanjang waktu atau tidak.
Kenyataan adalah hakim terakhir yang tidak bisa dibantah.
Dan mediumnya adalah WAKTU dan ZAMAN.
Mahkluk apa itu kenayataan?
Itulah yang disebut dengan HUKUM ALAM. Sunnatullah.
Alquran menyatakan “Sekali-kali Aku (Tuhan) tidak akan merubah sunnahku (hukum alam)”.
Itu janji Tuhan. Sebagai bukti Kemahaadilan Tuhan.
Sebagai bukti netralitas Tuhan yang tidak memihak.
Siapa yang bisa hidup dan berkembang selaras dengan hukum alam,
maka itulah yang akan maju, damai dan sejahtera.
Umat Islam bisa sholat minta hujan 2000 rakaat dalam sehari. Bisa berdoa
2 juta kali dalam 1 jam. Tapi jika tidak bisa mengolah hukum fisika
tentang proses menggumpalnya uap air yang menebal menjadi awan hitam,
kemudian mencair menjadi air pada suhu tertentu, maka hujan pun tidak
akan turun. Tapi tanpa do’a tanpa menjerit pada Tuhan, tapi mampu
merekayasa gejala hukum alam dengan ilmu fisika, maka hujan buatan pun
bisa terjadi.
Selagi aksi, selagi tindakan, selagi stimulus yang dilakukan manusia
sejalan dengan mekanisme hukum alam, maka secara matematis hasil yang
diinginkan bisa terjadi. Itu janji Tuhan. Hukum alam adalah sunnahnya.
KetentuanNya yang tidak bisa dibantah, sepanjang waktu sepanjang zaman.
Air tetap mendidih pada 100 derajat Celsius. Api tetap membakar. Air tetap mengalir mencari tempat terendah. Ini janji Tuhan.
Atas kepastian janji Tuhan itulah dimungkinkan adanya Ilmu Pengetahuan.
Tapi jika Tuhan tidak konsisten, maka ibu-ibu rumah tangga akan stress
kenapa air yang dimasaknya selama 5 jam dengan kompor gas stelan api
maximal tidak mau mendidih lagi.
Sejuta do’a minta ketenangan pada Tuhan bisa saya lakukan dalam 1 hari.
Tapi jika saya tidak mampu mengelola hati dan pikiran, saya akan tetap
gelisah. Bahkan bisa jatuh pingsan pada saat berdoa karena kecamuk
pikiran dan kegelisahan yang tidak sanggup saya kendalikan. Mulut bisa
membaca 25 Juz ayat Alquran, tapi jika hati dan pikiran tidak selaras
dengan mekanisme hukum alam, maka ayat-ayat itu tidak akan menjelma
menjadi jimat untuk merubah kenyataan.
Ingin maju dan berkembang secara fisik ragawi, hukum fisika kimia
jawabannya. Ingin sukses dalam prestasi, hukum motivasi dan managemen
jawabannya. Ingin tenang damai dalam hati, hukum alam di bidang pikiran
dan kejiwaan obatnya.
Siapa itu yang bekerja dibalik semua fakultas hukum alam?
Itulah sunnatullah. Tuhan berada dibalik semua itu. Dan itulah ISLAM
dalam pengertian yang sebenarnya. Nilai-nilai Kebenaran Universal, yang
menyusup internal dalam hukum alam. Abstrak Universal. Implisit dalam
penampakan alam.
Agama Islam, yang dijalankan oleh umatnya, tidak akan berkembang JIKA
Umatnya tidak bisa hidup dan berprestasi selaras dengan hukum alam. Tapi
kaum Atheis, tanpa menyebut nama Tuhan bisa membangun perdaban dan
kejayaan yang gemilang. Karena kenyataannya mereka gigih berusaha
menempa diri mengolah sumber daya alam. Mereka gigih melakukan
penelitian dan eksperimen tiada henti. Dan … pada hakikinya, mereka
mengamalkan isyarat Islam tanpa nama. Tanpa slogan agama.
Benarkah agama Islam atau Umat Islam akan menang dan berjaya dalam
kehidupan? Seperti yang banyak dan selalu dilontarkan dalam kotbah
agama? Dalam konteks ini itu hanya slogan. Hanya dongeng untuk menghibur
diri secara kolektif.
Kemajuan, perkembangan, tidak bisa dibangun dengan slogan. Tidak bisa
dibangun dengan sugesti. Tidak akan pernah menjadi nyata dengan morfin
psikologis. Tapi membangun perkembangan dan kemajuan adalah dengan
tindakan nyata. Dengan Ilmu Pengetahuan. Karena campur tangan Tuhan,
karena pertolongan Tuhan, tersembunyi dibalik sebuah usaha nyata.
Dibalik kecerdasan menggali dan membangun Ilmu Pengetahuan. Bukan dengan
tiarap ke balik sajadah atau bersembunyi di balik gua kesunyian, untuk
meratap pada Tuhan.
Masa depan agama Islam,
Masa depan Umat Islam hanya ada pada penggalian tiada henti terhadap
segala sisi mekanisme hukum alam. Baik secara fisik-ragawi maupun secara
psikis-psikologis.
Sudah saatnya Umat Islam membuka diri dengan etos kerja kaum sekuler dan
Atheis dalam konteks kemajuan. Sudah saatnya umat Islam membakar
selimut dogmatismenya. Agar utopia agama Islam pasti menang bisa diganti
dengan etos kerja nyata. Yang realistis dan progresif.
Sudah saatnya umat Islam tidak lagi mistifikatif dalam berpikir.
Sudah saatnya umat Islam menghayati nilai-nilai ISLAM UNIVERSAL itu implisit dalam mekanisme hukum alam.
Jika tidak, agama Islam hanya akan menjadi DONGENG sejarah.
Jumlah umat yang banyak hanya akan menjadi tumpukan sampah yang tidak
memberi arti pada peradaban dunia, pada peradaban agama Islam itu
sendiri. Melainkan hanya tinggal utopia, tinggal nostalgia psikologis
yang tidak akan pernah menjadi NYATA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar