Diantara banyak yang diharamkan di atas, seolah2 Babi yang selalu
menjadi isyu utamanya. Ini karena dalam kepercayaan Muslim babi juga
dilarang.
Musa hidup kira-kira 1400tahun sM, sedangkan Islam berkembang antara 700 Masehi.
maka bisa dipastikan bahwa larangan makan babi adalah warisan dari Hukum Taurat.
dan
sampai sekarangpun orang2 Yahudi tidak makan babi dan sejumlah binatang
yang diperinci di atas, karena masih mengikuti hukum Taurat ini.
Misteri memang, mengapa Tuhan menciptakan hewan tapi mengharamkan hewan itu, apakah maksudnya?
Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, kita hanya dapat mencoba mencari
jawabannya dengan pikiran logis saja. Pada tahun 1400 sM, pengetahuan
manusia tentang kesehatan belum canggih seperti sekarang, mungkin mereka
belum mengenal istilah "Cholesterol" misalnya. Pengetahuan manusia belum sampai kepada : apa sih bahayanya cholesterol? atau juga belum ditemukannya obat
penangkal cholesterol. Karena kalau kita lihat dalam Imamat 11 (daftar2
binatang haram yang disebutkan adalah semuanya mengandung cholesterol,
asam urat, dan lain2 yang tidak baik untuk kesehatan).
Satu
pertanyaan lagi, kenapa Tuhan tidak memberikan penjelasan saat
menurunkan Hukum Taurat kepada Musa: catatan-kaki misalnya, kenapa makan
babi dilarang? termasuk makan binatang2 haram lainnya?
atau juga mengapa "Incest" di kemudian hari dilarang?
Mengapa dalam hukum Taurat mengharuskan "Khitan" terhadap bayi/ anak laki2 dilakukan setelah mereka berumur 8 hari?
Babi :
Babi
mengandung asam amino triphtrophan yang tinggi, rasa enaknya daging
berasal dari zat asam amino triphtrophan, semakin enak rasa daging,
semakin tinggi zat asam amino triphtrophan. dan zat ini sangat berbahaya
dan berpengaruh terhadap pusat emosi dalam otak, maka kalau kebanyakan
mengkonsumsi daging ini bisa "darah tinggi" gampang marah, bisa
menyebabkan penyakit stroke dll.
Incest :
Incest
dilarang : hubungan badan antar keluarga sangat berbahaya. karena
kemungkinan pertemuan Gen antara unsur lemah ketemu unsur lemah atau
unsur dominan-ketemu dominan, pertemuan atara fator resesif kemungkinan
ketemunya lebih tinggi, karena satu garis yang bisa menyebabkan cacat
pada anak yang diturunkannya, sumbing, cebol, idiot, lumpuh, dll.
Khitan :
Bayi/
anak laki-laki dikhitan/ disunat setelah berumur 8 hari. karena pada
hari ke 8 itu faktor sebelas terbentuk/ faktor pembeku darah/ trombosit
keluar. Jadi akan aman bagi bayi jika kulit kathan-nya disayat dan
menimbulkan luka, bayi tersebut tidak mengalami pendarahan karena sudah
mempunyai zat pembeku darah.
Kenapa sunat diperintahkan? karena iklim
di Israel/ tanah Kanaan/ di padang gurun "penuh debu", jarang ada air,
mereka tidak mungkin untuk untuk selalu mencuci agar "kemaluannya"
bersih.
Dalam masa itu beda dengan orang2 di daerah dingin
"eropa" misalnya, lelaki tidak "bersunat" no problem, karena iklim-nya
beda. Walaupun sekarang banyak kita jumpai orang yang bukan Islam/
Yahudi banyak yang bersunat karna alasan kesehatan.
Bisa
dibayangkan bukan, jika saat itu TUHAN mengatakan/ menjelaskan kepada
MUSA dan bani Israel saat itu latar belakang kenapa ini dilarang, itu
dilarang dengan istilah2 kolesterol, asam amino, trombosit/ zat pembeku
darah dll. Tentu ini tidak akan dimengerti umat manusia, manusia tidak
akan "mudheng". Saat itu manusia memang belum dalam taraf peradapan/
memiliki pengetahuan KESEHATAN/ TEKHNOLOGI KEDOKTERAN seperti sekarang
ini.
Apa yang tertulis dalam Alkitab jika dikaitkan dengan ilmu yang berkembang saat ini, sangatlah berkait-kaitan.
Kembali lagi kepada masalah daging babi.
Pada
kitab kejadian, Tuhan memperkenalkan makanan kepada ADAM (Kejadian
1:29) Allah hanya merekomendasikan manusia untuk memakan biji2an,
buah2an, makan makanan nabati saja, bukan makan daging hewan.
Kapan manusia mulai mengkonsumsi daging hewan?
Sebagian
kita berpendapat, manusia makan daging hewan setelah peristiwa AIR-BAH
(Nabi Nuh) saat itu manusia/ orang percaya/ keluarga Nabi Nuh hidup
dalah Bahtera saat musibah terjadi, ada kemungkinan mereka untuk
melanjutkan hidupnya kehabisan tanaman/ bahan nabati untuk dimakan. Maka
mulailah mereka makan daging hewan. Namun masih ada kemungkinan bahwa
manusia sudah mengkonsumsi makanan hewani, dengan rujukan bahwa Habel
adalah seorang penggembala kambing domba.
Penelitian para ahli lainnya adalah;
Menyambung
kemungkinan bahwa manusia baru mengkonsumsi makanan hewani pada zaman
Nuh (setelah Air bah). Bahwa ada peristiwa destruksi ozon di bumi
setelah AIR-BAH, terjadi perubahan radikal dalam kehidupan manusia, umur
manusia berangsur-angsur tidak lagi panjang dll. Maka manusia dalam
memenuhi kebutuhan energinya tidak hanya cukup dipenuhi dengan faktor
nabati saja tapi juga perlu faktor hewani. Perubahan radikal ini
memunculkan "mangsa-dan memangsa" antar binatang (piramida makanan
muncul setelah airbah).
Hidup manusia terus berlanjut dari Zaman
Adam yang vegetarian, kemudian Zaman Nuh yang mulai makan daging dan
sampai kepada zaman Musa dengan hukum Taurat Tuhan, Zaman Yesus yang
tidak lagi mengharamkan makanan dan sampai saat sekarang tekhnologi
kesehatan berkembang secara modern.
Apa yang tertulis dalam
"HUKUM TAURAT" sebagian bersifat lahiriah. Hukum ini menjadi "faktor
pendisiplinan" bagi umat Pilihan Tuhan (bani Israel), menjadi suatu
TANDA bagi orang percaya Tuhan. Mengapa orang yang tidak bersunat
disebut "Kafir" saat itu, karena Umat Tuhan/ Umat pilihan Tuhan saat itu
ditandai dengan tanda2 fisik dan cara hidup/ adat istiadat Yahudi yang
tercermin dalam HUKUM TAURAT.
Saat Yesus di dunia, Yesus tidak mengharamkan lagi daftar binatang haram yang tertulis dalam Imamat 11 (lihat artikel di makanan-haram-dalam-kehidupan-jemaat-perjanjian-baru-vt3711.html#p20354
). Yesus mengajarkan : apapun dari luar tidak menajiskan manusia,
tetapi apa yang keluar itu yang manajiskannya, sebab dalam hati orang
timbul pikiran jahat, percabulan, hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan. Semua hal2 jahat ini timbul dari dalam hati manusia dan
menajiskan orang. Dalam Kisah 10:9-16 "apa yang dinyatakan halal oleh
Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram", disini jelas sekali makanan
tidak menajiskan orang.
Mungkin saja pada zaman Yesus, orang
sudah mengenal apa itu cholesterol dan menemukan obat penangkal
cholesterol, dan pengetahuan manusia sudah ke taraf ini dan berlanjut.
Bayangkan saja, jika Alkitab dipenuhi dengan catatan kaki dan
penjelasan/ penjabaran oleh Tuhan, bisa setebal apa kitab-nya nanti Penalaran akan Hukum Allah tidak akan pernah selesai.
Sebagai
orang Kristen, walaupun tidak ada larangan makan babi/ kepiting / dll,
saya lebih banyak mengkonsumsi sayuran/ makanan nabati, lebih memilih
ayam daripada babi, lebih memilih ikan daripada kepiting, untuk jaga
kesehatan aja.
mengapa semua firman tuhan yg d turunkan kepda kita tidak d jelaskn apa sebabnya.. kita sdh d beri akal.. jd kita harus mencarinya sendiri.. kita tidak harus semuanya d suapi.. afala ta'qilun.. apa kah kamu tidak berfikir.. kalaulh tuhan menjelaskn semua apa yg di sampaikanNya kepada kita.. jd apa gunanya akal yg di ciptakan untuk kita.. itulh tujuannya.. supaya kita mw berfikir..
BalasHapus