Gerimis hari
ini berlangsung sangat lama, membuatku harus memesan kopi lagi untuk
menghangatkan badan. Kopi jahe mungkin bias sedikit menghangatkan dari dalam.
Teman-teman masih asyk memainkan kartu mereka di meja pojok dekat jendela.
Sambil sekali-kali mereka bersiul untuk menggoda cewek-cewek yang pulang ke kos
mereka dekat warung kopi ini. Itulah kegiatan kami anak-anak luar kota yang
mencari ilmu di kota yang terkenal dengan julukan kota pendidikan ini. Tapi
kenyataannya kami hanya bermalas-malasan sambil menghabiskan uang orang tua
kami dengan cara seperti ini setiap hari, duduk ngopi di warung kopi dekat
pasar. Warung ini memang tidak besar tapi sangat ramai karena posisinya
terletak sangat strategis di pinggir jalan di belakang kantor polisi yang sudah
using. Dengan harga yang terjangkau untuk kantong-kantong mahasiswa luar kota.
Banyak tempat
kos cewek di sekitar warung ini, yang mungkin membuat kami para cowok-cowok
selalu betah di warung kopi kecil ini. Mendapat pemandangan gratis mungkin
memang tujuan utama dari kami para kaum hawa. “ ini mas kopinya “, tiba-tiba
pelayan itu membuyarkan lamunanku yang dari tadi sedikit demi sedikit
menghabiskan rokok yang ku pegang. “ oyi mas..makasih “, sahutku sambil sedikit
tersenyum. Ciri khas orang jawa memang selalu begitu tersenyum hanya sebagai
batas rasa terimakasih tanpa harus di ungapkan dengan kata-kata.
Kuhirup kopi
yang masih panas ini sambil memandangi temanku bernama Gangge yang dari tadi
serius sekali membuat gambar pada sebatang rokok dengan menggunakan ampas kopi
hitam yang sudah mengental. Dia anak Lombok nusa tenggara barat ,tapi bias
berbahasa jawa lebih fasih dari temenku yang bernama Rumekso yang asli dari
derah Nganjuk. Kulihat dari tadi Rumekso sedang memandangi kartunya yang
kelihatannya belum bias diandalkan untuk dapat menang permainan itu. Kami berteman memang belum lama msih beberap
tahun saja, tapi persahabatan kami terjalin karena kami satu nasib anak-anak
perantauan.
Drrrrt
drrrtt…hp ku bergetar menandakan ada pesan masuk. Kubaca sms itu ternyata
dari temanku Sugeng, “ bro gawat ! aku bias pinjem uang ke kamu nggak??? Nih
kamar kos ku baru di bobol maling hamper semua kamar yang di bobol oleh
maling..duitku ilang semua. Kamu dimana skg???”. Langsung aku balas smsnya
memberitahukan posisiku sekarang.
5 menit
kemudian Sugeng datang dengan nafas tersengal-sengal mendatangi ku.Sugeng
adalah teman satu kampus tapi beda angkatan, tubuhnya sedikit pendek dengan
potongan rambut yang cekak khas potongan tentara. ‘” duduk dulu ayo cerita yang
jelas, bentar ku panggil teman-teman..he kalian sini dulu temanku butuh bantuan
“, lagsung saja Rumekso dan Gangge menghampiri meja tempatku duduk. “ ayo Geng
ceritakan apa yang terjadi..???”, pintaku pada temanku yang kelihatan masih
menahan capeknya. “ begini tadi pagi aku kekampus jam 7.00, kamar-kamar lain
masih sepi belum ada yang bangun mungkin juga ada yang sudah berangkat kekampus
masing-masing “, cerita antok sambil sedikit menghisap rokok ditangannya. “ lalu
??”, Tanya gangge. “ jam 9 aku pulang tapi keadaan masih sama seperti biasanya
nggak ada yang berubah sedikitpun, mungkin hanya anak ibu kos mbak Ida yang
sedang menyapu halaman saja. Lalu aku langsung keluar lagi untuk beli makan,
maklum tadi pagi belum sarapan aku. Nha.. setelah aku pulang dari beli makan
aku kaget kok banyak anak-anak kos laen berkerumun sambil teriak-teriak
kamarnya kerampokan. Ya udah aku langsung periksa ke kamarku dan ternyata benar
kamarku sudah di obrak abrik berantakan uangku juga sudah ludes diambil oleh
maling itu ”, lanjut antok. “ baiklah kalau begitu ayo kita semua ke kos mu….”,
kataku pada teman-teman.
Jam 3 sore aku
dan kawan-kawan masih memeriksa bagian-bagian kos-kosan yang terletak di
pinggir perumahan ini. Hanya ada 3 orang ditempat kejadian, mereka adalah doni
( 23 tahun, mahasiswa ), andre ( 20 tahun, pegawai swasta ), aminah ( 35 tahun,
pemilik kos ). Gangge dan rumekso masih menanyai mereka bertiga, sedangkan aku
sendiri masih mengamat-amati halaman depan dan belakang tempat ini. Ada
beberapa hal yang sangta ganjil bagiku menurut pengamatanku kalau memang
pencuri itu masuk dari pintu depan pasti Sugeng bisa melihatnya karena dia
sedang membeli makanan di warung belakang kos ini. Kalau lewat pintu depan
itupun sangat kecil kemungkinannya karena jarang ada pencuri berani lewat pitu
depan kecuali kalau memang dia pencuri yang benar-benar nekat atau memang
pencuri profesional, tunggu dulu atau mungkin pencuri ini adalah orang dalam,
bisa juga.
Kalau memang
orang dalam bagaimana aku bisa membuktikan teoriku, baiklah mungkin aku harus
menunggu hasil dari teman-teman yang sedang menanyai ke tiga orang itu. “
bagaimana hasilnya?“, tanyaku pada
gangge. “ hmm mungkin hanya sedikit keterangan yang bisa di jadikan petunjuk
“,jawab gangge sambil menunjukkan secarik kertas yang berisi coretan jelek ciri
khasnya. “ baiklah ayo kita pelajari alibi mereka ‘, kataku.
Gangge
kemudian mulai menganalisis keterangan tiga orang itu., yang pertama adalah ibu
kos dia bilang pagi ini menyapu sekeliling tempat ini, menjemur beberapa
pakaian, dan membuang sampah daun-daun kering di belakang kos-kosan dilakukan
sekitar jam 8.00. Dan selanjutnya doni, dia bilang pagi ini pulang pagi katanya
baru dari kos temannya nonton bola dia pulang sekitar jam 7.30. dan yang
terakhir adalah andre pagi ini dia tidur
dan bangun pukul 8.30 karena mendengar suara-suara ribut diluar tapi dia tidur
lagi dan terbangun saat sugeng berteriak-teriak ada maling di tempat ini.
Rumekso datang
membisikkan sesuatu padaku yang membuatku kaget ternyata teoriku yang terakhir
bisa benar-benar terbukti. “ baiklah panggil polisi kesini kami sudah
mengetahui siapa pencurinya ‘, kataku pada ibu kos yang dari tadi memperhatikan
kami. “ ba baik mas “, jawab ibu aminah sedikit kaget mendengar teriakanku.
*******
Polisi datang
tapi hanya 2 orang mereka memperkenalkan diri, yang tinggi besar itu briptu
morris dan yang badannya sedikit kerempeng itu adalah kapten agus.setelah
memperkenalkan diri aku meminta mereka untuk
memeriksa sidik jari masing-masing dari keempat orang ini termasuk
sugeng. Lalu aku menanyai doni ,“ kamu
semalam nonton pertandingan milan lawan newcastle ya..??, “ iya milan menang
akhirnya hehe aku menang sedikit taruhan dari temanku “, jawab doni cengegesan.
‘oke makasih ya ‘, jawabku sambil tersenyum. “ eh mas tadi pagi mas itu dengar
suara apa..???”, “ ya ribut-ribut gitu tapi langsung tenang lagi aku ya tidur
lagi sampai aku terbangun lagi ada yang teriak-teriak kemalingan gitu”, kata
andre sambil menggaruk-garuk pantatnya. Lalu aku menanyai ibu kos “ emm ibuk
tadi bangun jam berapa buk? “, “jam 6 pagi mas ”, jawab bu aminah.
“baiklah pak
saya rasa pelakunya bias bapak tangkap
sekarang “, kataku pada kdua polisi itu. “ siapa yang harus kami tangkap ?”,
kata kapten agus. “ dia..!! “, kataku
menunjuk kepada pemilik kos ini yang tidak lain adalah ibu Aminah. “ lho kenapa
saya ? saya tidak melakukan apa-apa kok pak polisi “, jawab ibu kos itu sambil
terbata-bata. “ iya kenapa ibu aminah
yang jadi tersangka mas ? “, Tanya briptu morris kepadaku. “ baiklah ini ada
beberapa teori yang menyatakan bahwa ibu itu yang melakukan pencurian dengan
modus perampokan “,kataku sambil menyalakan sebatang rokok. ‘ pertama ibu ini
menyapu, mencuci, dan mmbuang sampah di belakang kos, iya khan buk? “, tanyaku
sambil tersenyum. “ I iya mas tapi memangnya apa yang salah dengan hal itu ? “,
jawabnya lagi. “ baiklah akan ku tunjukkan pertama ibu menyapu sampai sekitar
jam 8 pagi tapi tidak mendengar apa-apa, berarti ubu memang pura-pura tidk dengar
atau memang ibu benar-benar tuli, ke dua ibu mengatakan kalau membuang sampah
tepat di belakang kos tapi kenyataannya tidak ada bekas sampah yang di buang
disitu, karena di belakang kos ini ada warung yang tidak mungkin dijadikan
tempat pembuangan sampah iya khan buk..?”, tanyaku lagi sambil tersenyum. ‘
tapi buktinya mana mas ?”, kata kapten agus.
“ buktinya ada
pada tangan ibu itu sendiri “, tanganku menunjuk kea rah tangan ibu kos yang
sedang memegan sapu itu dari tadi. “ sapu itu di jadikan alat untuk mencongkel
pintu dan mengambil beberapa uang milik
sugeng, dan silahkan bapak melihat di kamar ibu kos ini pasti akan menemukan
barang yang ibu ini curi “. Kataku.
Beberapa
jam kemudian polisi itu menangkap ibu kos itu dan menemukan barang-barang
curian berdasarkan informasi dari kami bertiga. Sekarang sugeng telah pindah
kos ke tempat yang lebih nyaman dan yang paling lucu dari kejadian ini karena
sebenarnya alas an ibu kos itu mencuri
karena sugeng telat membayar kos setengah bulan.
***
Beberapa
bulan kemudian saat aku di warung kopi sambil membaca Koran, aku terkejut
karena ada berita tentang ibu kos itu yang dinyatakan bebas karena menurut
pemeriksaan ibu itu telah di hipnotis oleh seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Menurut hasil pemeriksaan kepolisian orang yang menghipnotis masih muda mungkin
sekitar 24 tahunan, badannya kerempeng tapi bias mempengaruhi orang yang dekat
dengannya.
GAWAT………………..!!!!!
Sekian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar